1. Bersuci.
2. Menghadap kiblat.
Ia (nabi) mendatangi tempat wuquf di ‘Arafah, dan ia menghadap kiblat dan terus menerus berdoa sehingga tenggelam matahari.(H.R. Muslim)
3. Berdo’a pada waktu-waktu atau keadaan-keadaan yang mulia, seperti waktu sujud, puasa, sedang bepergian (safar), menghadapi musuh, pertengahan malam, antara azan dan iqamah, hari jum’at dll.
Rasulullah bersabda:
"Pada tiap malam, Rabb kita turun ke langit dunia ketika bersisa sepertiga malam yang akhir. Maka Allah berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu, pasti akan Kukabulkan, dan siapa yang memohon kepadaKu, pasti akan Kuberi, dan siapa yang mohon ampun kepadaKu pasti akan Kuampuni."(H.R. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan yang lainnya)
"Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya ialah ketika sujud. Maka perbanyaklah doa (di waktu itu)."(H.R. Muslim)
"Tidak seorang pun menaruh keningnya bersujud kepada Allah dan ia berkata: Tuhanku, ampunilah dosaku – tiga kali --, kecuali pada saat ia mengangkat kepalanya telah diampuni dosanya." (H.R. Ibnu Abi Syaibah)
4. Mengangkat kedua belah tangan dengan kedua telapak tangan terbuka.
5. Memperlihatkan kepapaan dan kemiskinan.
6. Merendahkan diri dan khusu’.
7. Memilih kata-kata yang paling baik, baik lafaz, makna serta untaian baitnya.
8. Berusaha sedapat mungkin untuk mengucapkannya dengan benar dan menghindari kesalahan ucapan.
9. Memulai do’a dengan memuji dan mengagungkan Allah serta shalawat kepada Rasulullah SAW.
Nabi SAW lewat di depan seorang yang bernama Abu ‘Iyasy Zaid bin Shamit az-Zuraqiy yang sedang shalat. Ia berdoa : "Ya Allah, aku mohon kepadaMu karena sesungguhnya bagiMu puja dan puji, tiada Tuhan selainMu, wahai Yang Maha Pemberi, yang menjadi harapan, Yang Mencipta langit dan bumi, Yang Maha Luhur dan Maha Mulia". Kemudian Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya engkau telah memohon kepada Allah dengan mempergunakan nama-namaNya Yang Agung, yang bilamana dimohonkan dengan nama-namaNya itu akan dikabulkan dan jika dimintai dengannya juga akan diberi." (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasa’i, dan lain-lainnya)
10. Mendahulukan taubat dan istigfar, pengakuan terhadap dosa-dosa dan kemaksiatan disertai dengan keikhlasan dalam berdo’a.
11. Tawassul dengan Al-Asma’ Al-Husna (nama nama Allah yang baik) dan sifat-sifat Allah yang agung dan mulia, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya:
"Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu" (QS: Al-A’raaf:180)
12. Tawassul dengan amal sholeh yang pernah dilakukan.
13. Memperlihatkan permohonan yang sangat dan mengiba dengan menyebut kebesaran Allah SWT sesering mungkin, yang sangat diharapkan dengan melakukan hal tersebut, terkabulnya do’a yang dipanjatkan.
14. Mengucapkan “amin” setelah selesai berdo’a sebagai penutup.
15. Selalu mengharap dan meminta. Tidak boleh putus asa dalam mengharap terkabulnya permintaan tersebut. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, "Aku akan mengikuti persangkaan mengikuti persangkaan hambaKu kepadaKu. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdoa kepadaKu." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, "Aku mengikuti sangkaan hambaKu kepadaKu. Dan Aku selalu menyertainya sepanjang ia ingat kepadaKu." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Senin, 03 November 2008
Adab Berdoa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar