~ Jazakalloh Khoiron Katsiro atas kehadiran n supportnya dlm acra mabit MQS PI Thn baru 1432 Hijriah, smoga dpt brmanfaat n mnjadi jln amal n elmu. Amiin.. ~

Rabu, 18 Maret 2009

Undangan MQSBI 28 - Edisi Spesial Sirah Nabawiyah

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,.

Alhamdulillah, Allahumma salli 'ala Muhammad wa 'ala aalihi wa sahbihi wasallim

Nabi Muhammmad SAW telah berprofesi sebagai pedagang selama 25 tahun ketika beliau menerima wahyu.
Aspek bisnis Muhammad saw luput dari perhatian kebanyakan perhatian orientalis.
Mungkin dianggap kontroversial dan tidak menarik dalam perdebatan teologis.

Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad saw ini mulai mengemuka seiring dengan munculnya kembali konsep ekonomi Islam.
Selain membangun kerangka teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, dan dicari tokoh yang dapat dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi.
Nabi Muhammad SAW adalah figur sangat tepat sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi yang baik.
Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan,
tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola bisnis atau wirausaha.

Bapak, Ibu, Sahabat-sahabat sekalian.
Divisi Dakwah Daarut Tauhiid Jakarta bekerja sama dengan Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia, mempersembahkan :

Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim-28 (MQS-28)
Edisi Sirah Nabawiyah
"Belajar Bisnis pada Rasulullah SAW "


Waktu :
Sabtu 28 Maret 2009 bertepatan dengan 1 Robi'ul Akhir 1430 H
Pukul 18:00 sd 06:00 keesokan harinya (menginap / Mabit)
Bertempat di Masjid Baitul Ihsan (BI) Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin / Jl. Budi Kemuliaan

Nara Sumber :
- Ust. Jafril Khalil, PhD, MCL, FIIS.DIF
(Pakar Ekonomi Islam)
- Ust. Tengku Zulkarnain, MA.
(Pengisi Kajian Sirah Nabawiyah DT Jakarta)

Imam Qiyamullail :
Ust. Rafiudin Mahfudz, Al-hafidz.
(Imam Masjid Istiqlal)

Muhasabah :
Ust. Dadang S
(DT Jakarta)

Moderator & Spirit MQ Pagi :
Ust. Hari Sanusi
(DT Jakarta)

Agenda :
Kajian Tematik & Dialog interaktif - Qiyamullail - Muhasabah - Dzikir

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.

Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :
MQS Hotline (Kasmudi) : 021-70145049
Yasir : 021-93455129
Saman : 08128624761

Jazakumullah khoiron katsiiroo,
atas bantuannya dalam ikut menginformasikan acara kegiatan ini
Semoga jadi ladang amal dan dimudahkan untuk bisa hadir.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Tim Publikasi MQS-28)
www.majelisqolbunsalim.blogspot.com


Readmore »»

Selasa, 17 Maret 2009

Kekuatan Air Mata


oleh M. Arif As-Salman

Ia hadir hampir dalam setiap denyut nadi gerakan dan aktivitas mahasiswa. Penampilannya sederhana. Sikapnya santun. Mudah tersenyum. Suka menyapa, perhatian, dan ringan tangan. Saya baru mengenalnya ketika mengikuti sebuah acara seminar. Ia tampil sebagai pemateri. Air mukanya yang jernih dan tenang telah mampu menarik perhatian setiap pendengar. Untaian kata-katanya yang lembut, jelas dan tepat semakin menjadi daya tarik tersendiri bagi semua orang. Kata-katanya penuh ilmu dan hikmah. Bahkan candanya sekalipun tak kosong dari ilmu dan hikmah. Sehingga kesempatan bisa duduk dan ngobrol dengannya menjadi kesenangan tersendiri bagi saya.

Sangat gemar membaca, tak jarang setelah seharian kuliah ia sering ditemukan asyik menikmati buku-buku di Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK). Full aktivitas, kegiatannya hampir tak terputus dan tanpa henti. Kendati demikian ia tidak pernah kehilangan kesempatan shalat berjamaah di mesjid, takbir pertama bersama imam. Walau sibuk, ia tak lupa menyempatkan diri bermesraan dengan mushâf saku yang selalu ia bawa. Ia selalu tampak kuat, bersemangat dan bisa menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik. Kebaikan yang ada pada dirinya mendorong saya untuk ingin lebih dekat mengenalnya. Saya ingin mengetahui apa yang menjadi rahasia kekuatan semangat, ketenangan dan kejernihan hati dan pikirannya.

Menurut salah seorang teman yang tinggal serumah dengannya, bahwa ia sering kedapatan menangis. Ya, ia sering ditemukan terisak menangis. Ketika ditanya kenapa ia menangis, ia berkata, "Akhi, kita hidup di dunia hanya sebentar, kematian datang kapan saja, setiap amal kita akan dihisab dan saya tidak tahu apakah kelak di akhirat saya akan tergolong menjadi ahli sorga ataukah neraka."
Suatu kali ketika shalat subuh berjamaah, saya berdiri di sampingnya. Dan saat itu imam membaca ayat, "Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak, "celakalah aku". Dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala(neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira dikalangan kaumya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya." (Al-Insyiqâq: 10-15 ). Saya mendengar ia menangis sejadi-jadinya, saya seakan-akan mendengarkan air mendidih dari rongga dadanya.
Seusai shalat, saya melihat tangisan itu masih membekas di wajahnya. Hatinya begitu lembut, begitu mudah tersentuh dengan Al-Qur`ân.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu kita, para Al-Salafus Sâlih. Menurut suatu riwayat, jika mengerjakan shalat subuh, Umar Ra. sering membaca surat Al-Kahfi, Thaha dan surat-surat lain yang sama panjangnya dengan surat itu. Pada saat itulah Umar Ra. sering menangis sehingga tangisannya terdengar ke barisan belakang. Pada suatu ketika dalam shalat subuh , Umar Ra. membaca surat Yusuf, ketika sampai pada ayat, "Sesungguhnya hanya pada Allah saya mengadukan kesusahan dan kesedihanku. " ( Yusuf : 86 )
Umar Ra. menangis terisak-isak sehingga suaranya tidak lagi terdengar ke belakang. Terkadang dalam shalat tahajudnya Umar Ra. membaca ayat-ayat Al-Qur`ân sambil menangis sehingga ia terjatuh dan sakit. Inilah perasaan takut pada Allah seorang yang apabila disebut namanya saja, akan menggetarkan dan membuat takut hati raja-raja besar.

Rasulullah Saw. bersabda, "Akar dari kebijaksanaan adalah takut kepada Allah."
Suatu hari Rasulullah Saw. melewati seorang sahabat yang sedang membaca Al-Qur`ân, ketika sahabat tadi sampai pada ayat, "Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah seperti kulit yang merah." (Ar-Rahman: 37), maka bulu pembaca tadi berdiri tegak dan dia menangis terisak-isak dan berkata, "Aduh, apakah yang akan terjadi pada diriku apabila langit terbelah pada hari kiamat? Sungguh malang nasibku." Nabi berkata padanya, "Tangisanmu membuat para malaikat ikut menangis bersamamu."
Abdullah bin Rawahah salah seorang sahabat Rasulullah Saw., pada suatu hari menangis dengan sedihnya, melihat keadaan itu istrinya pun turut menangis bersamanya. Dia bertanya pada istrinya, "Kenapa engkau menangis?" istrinya menjawab, "Apa yang menyebabkan engkau menangis, itulah yang menyebabkan saya menangis." Abdullah berkata, "Ketika saya ingat bahwa saya harus menyeberangi neraka melalui shirat, saya tidak tahu apakah saya akan selamat atau tidak."

Rasulullah Saw. bersabda : "Wajah yang dibasahi air mata karena takut pada Allah walaupun sedikit akan diselamatkan dari api neraka." Beliau juga bersabda, "Jika seseorang menangis karena takut pada Allah maka dia tidak akan masuk neraka, seperti tidak mungkinnya air susu masuk kembali ke putingnya."
Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Adakah diantara pengikut-pengikutmu yang akan masuk surga tanpa hisab?", "Ia" jawab Nabi. "Dia adalah orang yang banyak menangis karena menyesali dosa-dosa yang telah ia lakukan."
Dalam kesempatan lain Rasulullah Saw. bersabda, "Ada dua jenis tetesan yang sangat disukai oleh Allah, tetesan air mata karena takut pada-Nya dan tetesan darah karena perjuangan di jalan-Nya."

Sungguh masih banyak lagi riwayat yang menjelaskan penting dan bermanfaatnya menangis karena takut pada Allah Swt. sambil menyesali dosa-dosa dan mengingat kebesaran Allah. Dan kisah-kisah diatas adalah suatu teladan bagi kita.
Ternyata air mata tidak selamanya menjadi simbol kelemahan, di dalamnya justru terdapat kekuatan, ada daya rubah yang luar biasa. Dengannya banyak pekerjaan besar bisa diselesaikan secara optimal. Terutama saat-saat bersama Al-Qur`ân, disaat sendiri mengingat dosa dan kesalahan.

Marilah kita melihat diri kita yang bergelimang dengan noda dan dosa, diri yang tidak pernah merasa takut dengan siksa Allah. Mata yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah menangis karena takut pada Allah. Dan mari kita hitung, sampai detik ini, sudah berapa kali air mata kita menetes karena takut pada Allah? Karena mengingat dosa-dosa dan kesalahan kita dan karena mengingat siksa-Nya. Wallâhul musta`ân wa a`lam

Cairo,
marif_assalman@yahoo.com

Readmore »»

Kamis, 05 Maret 2009

JADWAL KAJIAN DT JAKARTA MARET 2009

JADWAL KEGIATAN KAJIAN DAARUT TAUHIID JAKARTA BULAN MARET 2009

1. Kajian MMQ Baitul Hikmah Enusa
Tempat : Masjid Baitul Hikmah Elnusa, Jln. TB Simatupang Jakarta Selatan
Waktu : Selasa, 03 Maret 2009 Jam : 18.00 – 20.00 Wib.
Pemateri : Ust. Komarrudin Cholil, S.Ag

2. Kajian MMQ ISTIQLAL.
Tempat : Masjid Istiqlal , Taman Wijaya Kusuma – Jakarta Pusat
Waktu : Ahad , 08 Maret 2009 Jam : 12.00 – 15.00 wib.
Pemateri : KH. Abdullah Gymnastiar.

3. Kajian MMQ Jakarta Islamic Center
Tempat : Masjid Jakarta Islamic Center , Koja Jakarta Utara
Waktu : Senin , 9 Maret 2009 Jam : 10.00-12.00 wib.
Pemateri : KH. Abdullah Gymnastiar.

4. Kajian MMQ Pondok Indah
Tempat : Masjid Raya Pondok Indah – Jakarta Selatan
Waktu : Selasa, 10 Maret 2009 jam : 19.00 – 21.00 wib
Pemateri : KH. Abdullah Gymnastiar.

5. Kajian MMQ Baitul Ihsan – Bank Indonesia
Tempat : Masjid Baitul Ihsan , Jln. Budi Kemulyaan-Jakarta Pusat
Waktu : Senin , 23 Maret 2009 Jam : 19.00 – 21.00 wib.
Pemateri : KH. Abdullah Gymnastiar.

6. Kajian Muslimah Baitul Ihsan
Tempat : Aula Masjid Baitul Ihsan – Bank Indinesia
Waktu : Senin , 23 Maret 2009 Jam : 16.00 – 18.00 wib.
Pemateri : Ustdz. Hj. Ningrum Maurice Nugroho

7. Kajian Muslimah Pondok Indah
Tempat : Aula Masjid Raya Pondok Indah- Jakarta Selatan
Waktu : Selasa 10 Maret 2009 jam : 15.30 – 18.00 wib.
Pemateri : Ustdz. Hj. Ningrum Maurice Nugroho

Informasi Kajian DT Jakarta :
Riri ( 021-7235255 / 021-92837428 / 0815-9998064 )
aryanti_dtjkt@yahoo.com

Readmore »»

Senin, 02 Maret 2009

Memaknai Cinta Yang Sesungguhnya

oleh M. Arif As-Salman

Beberapa waktu yang lalu, sepulang mengantar istri ke kuliah, saya menaiki Bis 939 jurusan Hay Asyir. Bisnya lumayan penuh, tidak ada tempat untuk duduk. Dalam keramaian tersebut saya bertemu dengan Ziyad. Ziyad adalah salah seorang teman dekat saya. ia baru menyempurnakan setengah agamanya. Saya turut hadir dalam acara pernikahannya dan ikut merasakan kebahagiaan yang ia rasakan.

Sudah begitu lama kami menjalin ukhuwah. Itu berawal saat pertama kali saya bertemu dengannya ketika shalat di mesjid dekat apartemen saya. Pertemuan pertama memberi kesan yang kuat dalam hati saya, dari tutur kata, keramahan dan sikapnya membuat saya kagum dan tertarik untuk lebih jauh mengenalnya. Hingga pada akhirnya terjalinlah hubungan yang erat diantara kami. Ia saya kenal sebagai seorang yang taat menjalankan agama. Di kalangan teman-teman, ia dikenal supel dan simpatik. Kata-katanya selalu memompa semangat yang lagi kendor, tak heran banyak yang datang padanya kalau lagi futur. Bijak memilih kata-kata sebelum diucapkan dan yang paling membuat saya merasa salut, ia setiap hari selalu menyediakan waktu untuk berziarah. Full aktivitas, kendati demikian, ia tak pernah kehilangan kesempatan shalat berjama'ah di mesjid, shaf terdepan dan takbir pertama bersama imam.

Walau telah menikah, shalat jama'ah tak pernah absen dan untuk berziarah selalu ada waktu yang ia sediakan. Saya masih ingat dengan kata-kata yang ia ucapkan pada saya sebelum hari pernikahannya, ketika saya bertanya padanya tentang makna sebuah cinta. Ia berkata,
"Akhi, dari lubuk hati yang paling dalam, dengan jujur saya lebih mencintai Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya. Kecintaan yang melebihi kecintaan saya atas segalanya, atas kedua orang tua dan diri saya sendiri. Saya menikah semata-mata hanya karena Allah, untuk Allah dan mengharap ridha dan pahala dari Allah. Saya mendambakan seorang istri yang solehah, yang membantu saya dalam ketaatan dan kebaikan. Ketika saya benar, ia tidak ragu untuk mendukung saya, ketika saya salah, ia tidak segan, malu dan takut untuk menegur dan mengingatkan saya dengan cara yang baik, lembut dan penuh kebijaksanaan. Seorang istri yang ketika saya melihat padanya, hati saya merasa tenang, ketika saya perintah ia patuh, ketika saya tinggalkan, ia menjaga harta dan dirinya. Seorang istri yang mencintai saya sepenuhnya yang selalu mengharap ridha saya dan yang menyerahkan pengabdian hidupnya pada saya.

Seorang istri yang bersegera ketika saya ajak pada kebaikan dan ikhlas menerima perbaikan ketika ternyata ia telah keliru dan salah. Namun, bila istri tidak patuh pada saya, mengangkat suara dihadapan saya, meninggikan diri dihadapan saya, selalu lambat ketika saya ajak pada kebaikan dan ketaatan, lalai dengan tugas dan tanggung jawab serta enggan dinasehati. Terlena dengan kehidupan duniawi. Lebih mencintai dunia dari pada akhirat, tidak patuh pada perintah Allah dan RasulNya, dan tidak mendukung saya ketika saya benar, tidak mengingatkan ketika salah dan tidak mau menerima nasehat. Maka, ketahuilah akhi, saya ikhlas berpisah dengannya dan saya tidak akan ragu dan takut sedikitpun untuk menceraikannya, walau ia cantik sekalipun. Saya yakin dengan janji Allah, bahwa Allah pasti akan memberi saya ganti yang lebih baik. Rahmat Allah maha luas, khazinah Allah tidak akan pernah habis dan tidak sulit bagi Allah untuk itu."

Dan pertemuan di Bis tersebut adalah kesempatan bagi saya untuk memintanya bercerita tentang keadaannya saat ini dan sayapun bertanya, "Apakah akhi telah menemukan bidadari impian akhi?" ia menjawab, "Alhamdulillah akhi, innaha lani'ma zaujah, Allah telah mengabulkan proposal yang saya ajukan sejak tiga tahun yang lalu, persis seperti yang saya minta dalam do'a saya pada Allah. Saya bersujud syukur pada Allah, Allah telah mengaruniakan saya seorang bidadari berhati embun, cahaya dan pelangi. Keindahan diatas keindahan."
"Barakallahu laka wa Baraka 'alaika wajama'a Bainakuma fikhairin Akhi Ziyad."
Bila kita tengok kebelakang, para salafus soleh telah membuktikan cinta mereka pada Allah dan RasulNya.

Anas r.a berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda : "Tiga hal yang jika terdapat dalam diri seorang muslim, maka dia akan dapat merasakan manisnya iman, yaitu: 1. Mencintai Allah dan RasulNya melebihi kecintaan dari segalanya, 2. Mencintai seseorang semata-mata karena Allah, 3. Benci untuk kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci dilemparkan kedalam neraka."
Suatu ketika Umar bin khatab berkata, "Wahai Rasulullah, saya mencintaimu lebih dari segalanya kecuali nyawa saya, kemudian Nabi bersabda, "Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sempurna sebelum dia lebih mencintai aku dari pada dirinya sendiri, lalu Umar berkata lagi, "Sekarang saya mencintai engkau lebih dari diri saya sendiri, Beliau bersabda, "Sekarang ya Umar ( sudah sempurna keimananmu ).

Sungguh sangat banyak kisah kecintaan para salafus soleh pada Allah, Rasul dan semangat mereka berkorban dijalan Allah yang terukir dalam sejarah. Mereka generasi terbaik umat ini. Generasi pilihan yang diabadikan namanya dalam Al-Qur'an. Setiap lembar sejarah senantiasa menempatkan mereka pada urutan pertama dalam kemuliaan dan pengorbanan. Nah, sekarang mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, kemudian jawablah dengan jujur, "Apakah saya telah mencintai Allah dan RasulNya melebihi atas segalanya?".

marif_assalman@yahoo.com

Readmore »»