~ Jazakalloh Khoiron Katsiro atas kehadiran n supportnya dlm acra mabit MQS PI Thn baru 1432 Hijriah, smoga dpt brmanfaat n mnjadi jln amal n elmu. Amiin.. ~

Rabu, 26 Desember 2007

MQS 24 "Ketika Aqidah Mulai Dipertanyakan"

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Segalah puji hanya milik Allah kepada-Nya kita berbakti dan kepada-Nya kita memohon agar ditetapkan dalam hidayah aqidah yang lurus. Sholawat untuk rasulullah tercinta, keluarga, sahabat dan ummat.

Apa kabar Anda Sahabat sekalian ? semoga Anda dan keluarga dalam keadaan sehat dan senantiasa semangat untuk terus memperbaiki diri, keluarga dan masyarakat. Bapak, Ibu, Sahabat sekalian. Divisi Dakwah Daarut Tauhiid Jakarta bekerja sama dengan Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia, kembali mengundang Anda sekalian untuk hadir dalam acara :

Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim-24 (MQS-24) Edisi Khusus AKHIR TAHUN MILADIYAH
tema : " Ketika Aqidah Mulai Dipertanyakan !!"
Waktu : Senin 31 Desember 2007 bertepatan dengan 21 Dzulhijjah 1428 H
Pukul 18:00 sd 06:00 keesokan harinya (menginap / Mabit)
Bertempat di Masjid Baitul Ihsan (BI) Bank Indonesia.
Nara Sumber :
DR. Attabiq Lutfie, MA

Adnin Armas, M.A.
Kandidat doktor di ISTAC UIAM (International Institute of Islamic Thought and Civilization - Universitas Islam Antarabangsa MalaysiaAktif sebagai peneliti INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization).

Ust. Abdul Aziz Abdul Ra'uf, al-hafidz
Pemimpin Lembaga Tafsir Qur'an Al-Hikmah Jakarta

Ust. Hari Sanusi
(Daarut Tauhiid Jakarta)

Agenda :
Tasmi - Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail - Muhasabah - Dzikir Al-ma'sturat

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :
DT Jakarta : 021- 7235255
MQS Hotline (Kasmudi) : 021- 70145049
Anto : 0816 -1403641
Mulyana : 0818 - 169421
Yanie : 0813-1768-3906
Yayah : 021 - 99518109

Mohon bantuannya untuk menyebarkan dan menginformasikan acara kegiatan ini kepada siapapun.

Jazakumullahi khoiron katsiron.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Readmore »»

Selasa, 11 Desember 2007

Qurban 12 Bulan


Oleh Eriman Muslim

Aku tak percaya. Insya Allah ini kali kedua aku akan berqurban. Walaupun bila dilihat dengan angka konsumtifisme, tidak akan cukup. Tapi tidak ada salahnya aku mecoba. Untuk berniaga dengan Allah. Karena Dialah, aku memiliki pendapatan, isteri, anak dan segala kenikmatan dunia lainnya. Akhir tahun 2005. Aku mulai berfikir, bagaimana berqurban dengan cara yang ‘tidak’ memberatkan. Apa maksudnya? Bukankah ibadah Haji dan Qurban itu hanya untuk orang yang mampu? Logikaku seolah melakukan argumentasi pada diriku. Dan beberapa saat kemudian, aku mengiyakan. Tapi suara lain. Bening, jernih dan seolah tak berbeban, membisiki lain. Datang dari lubuk nuraniku sendiri. Memang kita serba kekurangan, tapi bisakah memintakan padaNya dengan sedikit pengorbanan? Sebagai sarana mendapatkan rezeki yang lebih berkah dan cukup buat kehidupan kita? Bukankah reseki itu dari Allah? Aku terpana, menatap kosong. Apa yang mesti dilakukan di tengah kegamangan ini?

Lagi-lagi aku tersentak. Bahwa urusan rezeki itu bukan kita yang mengatur. ALLAH saja. Kucoba bermusyawarah dengan isteriku. “Dek, gimana yah. Kalau tahun ini kita qurban?” “Dengan apa kak?” tanya isteriku “Menabung, dek” “Kakak, ingin mengusulkan Program DKM di kantor adalah Tabungan Qurban” Kebetulan aku diamanahi menjadi Ketua DKM di kantorku. “Caranya?” tanya lagi isteriku. “ Caranya adalah dengan menyisihkan gaji bulanan sebesar domba yang dapat dijangkau” Aku merasa yakin.

Kemudian, selaku DKM di perusahaan, kamipun menggagas tabungan qurban untuk seluruh karyawan yang berjumlah kurang lebih 300-an orang. Mulai dari level operator hingga manajer. Tujuan yang hendak dicapai adalah meringankan pemenuhan qurban dengan cara dipotongkan gaji setiap bulan sesuai qurban yang diinginkan. Kami memberikan beberapa pilihan qurban, agar semua karyawan dapat leluasa berqurban sesuai dengan kemampuan kocek masing-masing. Akhir Tahun 2005, kami sosialisasikan kepada seluruh karyawan. Mulai dari Bandung, Jakarta, Cirebon dan Surabaya. Tentang Program Tabungan Qurban ini. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan, 25 orang dari 300 orang mendaftar menjadi penabung Qurban.
Walaupun hal-hal miris kami temukan dari lisan teman-teman:
“ Wah, boro-boro qurban, bulanan aja kami belum cukup”. “Masih banyak hutang, nanti aja”. “Pengen sih, tapi…” Dsb.
Memang Qurban disyariatkan untuk orang yang mampu. Namun kami melihat, bahwa budaya di kita bukan karena tidak mampu untuk berqurban. Lebih kepada sejauh mana kita berniat.

Yah niat!
Bila kita lihat para sahabat radiallahu anhu saja, kita belum seberapa. Mereka teramat miskin. Mungkin lebih miskin dari kita. Tapi apa yang dilakukan oleh mereka saat diizinkan tidak berperang. Dikarenakan mereka tidak memiliki kuda, perbekalan secukupnya, serta senjata yang layak. Bahkan apa kata baginda Rasulullah yang Mulia, ”Kalian mendapatkan rukhsah. Pulanglah ke rumah masing-masing!”. Mereka semua menangis. Bahkan diriwatkan sepanjang hari menangis.
Tapi ada satu orang yang tidak sekedar cukup dengan menangis. Menangis saja tidak menyelesaikan masalah. Ia harus pergi, walau harus menempu perjalanan ratusan kilo. Hanya dengan berjalan kaki saja. Tekadnya sudah bulat. Ia ambil biji-biji korma. Dikumpulkan dan dimasukkan dalam karung gembolan. Setelah itu berangkat. Menyusul Rasullah dan kaum muslimin pergi ke Tabuk.

Di tengah perjalanan, ia menemukan oase. Badan yang letih dan payah. Mendadak serasa segar dan kuat. Kala melihat air yang begitu menyegarkan. Di tengah terik gurun pasir. Ia tidak mengendarai kuda, onta atau himar. Ia hanya mengandalkan dua kakinya. Kaki yang sebenarnya telah dibebaskan dari pergi berjihad. Tapi tidak bagi sahabat ini. Ia tetap pergi. Kala air kan masuk dalam mulutnya. Ia teringat pada KekasihNya. “Sudahkan, Rasulullah minum air ini?” gumamnya “Aku tak akan minum air ini, sampai Rasulullah meminumnya”., tekad sahabat ini. Ia berjalan terus mengejar, sampaik akhirnya dilihat oleh Rasulullah. Sebagai orang yang sendirian di tengah gurun. Kemudian pingsan. Rasulullah bertanya padanya, ”Apa yang telah kaulakukan, wahai sahabatku. Padahal di dalam tempat minummu masih terisi penuh?”
Masih dalam sadarnya, ia bercerita akan penemuan oase di tengah gurun. Ia tidak mau meminum air itu. Kala teringat, jangan-jangan Rasulullah belum meminumnya. Subhanallah siapakah sahabat ini? Dialah Sahabat mulia Abu Dzar Al-Ghifari. Kemiskinan tidak menghalagi beliau untuk berperang. Niat yang tulus yang melahirkan azzam disertai amal. Telah melahirkan kemenangan yang besar.

Meskipun, jumlah kami sedikit. Berqurban domba pun dengan yang paling murah. Tapi dengan niat ikhlas serta ikhtiar, kami beberapa karyawan bisa berqurban. Biarlah kami serahkan semuanya pada Allah. Semoga qurban kami diterima olehNya. Amin.
Semua peserta begitu antusias. Tak terkecuali aku dan isteriku. Seakan tidak percaya. Kala domba yang diantar ke rumah, adalah hasil jerih payah menabung selama 12 bulan. Dengan dipotong gaji.

Sambil bersyukur kepada Allah SWT. Aku ingat-ingat kembali. Sekilas perasaan teman-temanku yang berqurban untuk pertama kali ini:
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan (Adh Dhuha: 11)”.
Ternyata, bila kita masih punya niat dan ikhtiar. Apapun bisa dilakukan. Dan ternyata sekedar niat itu gratis. Tidak berbiaya. Tapi dengan niat itu, membuka sejumlah jalan-jalan rezeki kami (29:69). Semoga seterusnya kami bisa terus berqurban. Semogapun kami bisa menunaikan ibadah Haji. Amin.

Terima kasih Ya Allah.
Bandung, 07 November 2007
Eriman@multiply. Com

Readmore »»

Kamis, 06 Desember 2007

Pengajian MMQ Istiqlal :"Silaturahim Akbar Pendengar MQ Pagi"

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Bersama ini kami mengundang muslimin/muslimat dimana saja berada untuk menghadiri Pengajian Majelis Manajemen Qolbu : "Silaturahim Akbar Pendengar MQ Pagi"
yang InsyaAllah akan diselenggarakan pada :

Hari/tanggal : Ahad, 9 Desember 2007Waktu : 12:00 - 15:00 WIB
Penceramah : KH. Abdullah Gymnastiar
Tempat : Masjid Istiqlal, Jl. Taman Wijaya kusuma, Jakarta Pusat
Pengajian ini terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.
Demikian undangan ini kami sampaikan, semoga Allah SWT meridhoi dan memudahkan langkah kita. Amin ya Rabbal Alamin.

Jazakumullah khoiron katsiiroo,
atas kehadiran dan bantuannya dalam ikut penyebaran info Pengajian MMQ Istiqlal ini.

Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,

Humas - Daarut Tauhiid Jakarta
http://www.dtjakarta.or.id/
Jalan Cipaku I no. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12170
Telp : (021) 723-5255 Fax : (021) 723-5258

Readmore »»

Rabu, 05 Desember 2007

Aa Gym Menjawab di Kick Andy Metro TV

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Pretopik: Aa Gym Menjawab di Kick Andy Metro TV,
kamis malam jam 10, tgl 6 Des 2007

Ini penampilan pertama Abdulah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym di sebuah talk show. Tidak mudah meyakinkan dai yang dikenal dengan lagunya 'Jagalah Hati' ini untuk tampil di Kick Andy. Pasalnya, selama ini dia merasa didzolimi oleh pers setelah berpoligami.Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Abdullah Gymnastiar menyatakan bersedia. Semua pertanyaan yang diajukan Andy Noya dijawabnya dengan terbuka. Mulai dari alasan mengapa sampai dia tega menyakiti hati istri dan keluarga dengan kawin lagi, bagaimana perasaannya 'ditinggal' oleh para pengagumnya, sampai isu bisnisnya hancur setelah berpoligami.''Ini cobaan yang berat dalam hidup saya. Tapi dalam perjalanan waktu ke depan saya yakin ada hikmah yang dapat dipetik,'' ujarnya.

Dengan suara bergetar Aa Gym mengungkap perasaan yang harus dipendamnya selama beberapa tahun terakhir ini. Pria yang bertutur lembut ini mengaku beberapa tahun terakhir hidupnya tidak bahagia. Dia merasa kehidupannya bagaikan sebuah mesin yang sedang berjalan dan tidak bisa dihentikan. ''Saya begitu sibuk. Dari satu acara ke acara lain. Dari satu daerah ke daerah lain. Bahkan untuk mengejar waktu, saya sering naik helikopter atau pesawat khusus. Saya tidak punya waktu lagi untuk urusan pribadi,'' ungkap ayah tujuh anak ini.Bahkan untuk bertemu dengan kedua orangtua yang dia cintai pun tidak pernah dapat terlaksana. ''Saya rindu dan ingin bertemu orangtua tapi jadwal begitu padat. Saya sudah menyadari ada yang salah dengan kondisi ini. Saya jadi jarang bertemu dengan istri dan anak-anak. Tapi saya tidak berdaya. Saya tidak bisa menghentikan mesin ini.''

Maka, ketika pria 45 tahun ini memutuskan untuk menikah lagi, dan akibat keputusannya itu dia ditinggalkan oleh sebagian besar 'umatnya', Aa Gym mengaku semua itu merupakan kehendak Allah untuk menghentikan mesin kehidupannya yang berputar telalu cepat.''Ini cara Tuhan agar saya mempunyai waktu untuk lebih memperhatian keluarga. Ini cara yang halal, yang diijinkan oleh agama,'' ujarnya masih dengan suara bergetar.

Mengenai bisnisnya yang terganggu akibat banyak pengagumnya yang menarik diri setelah dia menikah lagi, Aa Gym juga mensyukuri dan mengambil hikmahnya. ''Sejak awal saya juga merasakan semua kegiatan bisnis yang bertumpu pada pengultusan individu tidak akan sehat dan tidak akan bertahan lama,'' ujarnya.Dengan kondisi tersebut, secara alamiah bisnis yang dipimpinnya di, bawah payung Manajemen Qolbu Corporation, tersaring secara alamiah. ''Unit bisnis yang mengandalkan saya sebagai pribadi, terpaksa tutup. Tapi bisnis lain yang dikelola secara profesional, sampai sekarang tetap bertahan.''

Aa Gym tetap pada pendiriannya bahwa berpoligami adalah keputusan yang tidak menyalahi agama dan prinsip hidupnya. ''Kita bisa lihat di sekeling kita, masih ada yang memilih jalan yang dilarang agama. Apa yang saya lakukan tidak menyalahi agama.''Pada bagian kisah tentang adiknya yang lumpuh dan kemudian meninggal, pria yang gemar berolahraga petualangan ini tidak kuasa membendung tangisnya. Kepada Andy Noya dan penonton di studio, Aa Gym mengakui adiknya yang cacat itu merupakan sumber inspirasinya dan menjadikan dirinya seperti sekarang ini.Adiknya yang sudah lumpuh waktu itu tetap bertekad melanjutkan kuliah ke fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Padahal untuk ke kuliah dan beraktivitas, Agung, sang adik, harus dibopong. Aa Gym sebagai kakak termasuk yang paling sering membopong adiknya ke tempat kuliah.

Suatu hari, Aa Gym tak kuasa untuk melemparkan pertanyaan kepada Agung. ''Dik, kata dokter sakitmu sudah parah sekali. Tapi adik kok tidak pernah mengeluh?'' Sang adik tersenyum lalu menjawab, ''Untuk apa mengeluh? Mengeluh akan membuat orang lain susah. Kalau orang-orang beramal untuk bekal di surga nanti, saya ingin agar kesabaran saya ini bisa menjadi bekal nanti.''Mendengar jawaban itu Aa Gym tersadar. Betapa mulianya hati sang adik. Bahkan Agung pernah mengatakan apa pun yang dilakukan Aa Gym tidak akan sempurna jika tidak mengikuti jejak Nabi Muhammad. ''Itulah titik balik dalam kehidupan saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini,'' ungkapnya.

Di Kick Andy pimpinan Pesantren Daarut Tauhid ini juga bercerita tentang kenapa dia kerap memakai sorban, bagaimana ketika di SD dia terpaksa jualan jambu milik tetangga, dan bagaimana saat mahasiswa dia harus mencari uang dengan menjadi supir angkot. Termasuk bagaimana dia menghidupi keluarga dengan jualan bakso. ''Subuh-subuh saya sudah ke pasar beli tulang sumsum untuk kuah bakso.'' Tapi mengapa sang istri waktu itu terganggu dengan profesi sang suami? ''Karena setiap hari jualan bakso, badan saya bau bakso semua. Istri gak tahan dan sering mau muntah,'' ujar Aa sembari tertawa.

Banyak kisah suka dan duka dalam perjalanan hidupnya yang dia ungkapkan di Kick Andy.Aa Gym juga menjawab semua tudingan terhadapnya. Sebuah wawancara tanpa batas dengan sang tokoh. Di ujung acara, Aa Gym dipertemukan dengan 'Aa Jimmy', yang selalu menirukan Aa Gym di News. Com. Apa yang terjadi? Marahkah Aa Gym?

Sumber : http://www.kickandy.com/pretopik.asp

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

~MQSpublishing~
www.menujuqolbunsalim.blogspot.com
email & YM : qolbun.salim@yahoo.com

Readmore »»

Rabu, 14 November 2007

Terima Kasih Sudah Membuatku Menangis


Oleh Rubina Qurratu'ain Zalfa

"Don't judge a book from its cover", begitulah kata bijak yang sering kita dengar untuk mengingatkan agar kita tidak menilai orang lewat penampilannya, karena penampilan lahiriah bisa menipu kita. Orang yang dari luarnya terlihat hebat, belum tentu memiliki hati dan pemikiran yang hebat. Sebaliknya, orang yang di mata kita terlihat sangat sederhana, belum tentu memiliki hati dan pemikiran yang sama sederhananya.

Pelajaran itu saya alami dari sosok seorang teman di kantor, yang di mata saya dan di mata sebagian teman-teman saya, selama ini terlihat sebagai sosok yang "selengek"an, cuek dan dianggap masih ABG alias Anak Baru Gede. Usianya memang relatif masih muda, masih di awal 20-an, sebut saja namanya Ikhwan. Tingkahnya yang kadang masih seperti ABG, terkadang membuat kami tertawa. Apalagi penampilannya yang jauh dari rapi, terutama rambutnya, yang menurut teman saya itu memang jarang bahkan enggak pernah disisir kalau habis mandi. Kebayang kan...

Awalnya, saya melihat sosok Ikhwan sebagai sosok anak muda lazimnya, yang baru melangkah dewasa. Yang masih senang hura-hura, kongkow-kongkow ke sana kemari sama teman-teman seusianya, tidak seperti teman-teman kantor lainnya, terutama yang laki-laki, yang memang mayoritas sangat religius dan Islami. Tapi ternyata, anggapan saya itu salah besar! Ketika suatu petang, selepas sholat maghrib saya melihatnya sedang membaca al-Quran, bukan cuma membaca tapi juga mencoba menghapal. Besok-besoknya, saya melihat teman saya itu bertilawah dengan rutin.

Awalnya, saya cuma memperhatikan saja sambil bergumam di dalam hati, "Wah, ternyata ni' anak rajin juga baca Qurannya. Dihapal lagi...." Saya sendiri, membaca Qur'an saja tidak rutin, apalagi kepikiran buat menghapal. Terbersit rasa salut pada teman saya itu, tapi saya tidak pernah bertanya secara langsung tentang kebiasaannya itu. Hingga suatu sore... Ketika saya secara tak sengaja ngobrol panjang dengan teman saya itu, sayapun menangis dibuatnya. Saya menangis karena saya tidak bisa seperti teman saya itu. Saya menangis karena saya iri dengan keikhlasan, kebaikan dan ketaqwaannya sebagai seorang Muslim.

Ternyata, di balik penampilannya yang "selengek"an, teman saya menyimpan pemikiran-pemikiran yang besar, yang begitu peduli dengan kondisi umat Islam selama ini, yang begitu berhati-hati menjaga perilakunya sebagai seorang Muslim dan sangat mencintai serta menghormati ibunya. Subhanallah....
Sore itu, teman saya bercerita banyak tentang kehidupannya dan bagaimana al-Quran mengubah jalan hidupnya, menjadi sosok yang sangat mencintai Islam.
"Kalau saya melihat orang Islamnya, saya mungkin enggak mendalami Islam, mbak, " kata teman saya itu.
"Tapi saya membaca al-Quran dan saya menemukan ajaran-ajaran dalam al-Quran yang begitu menyentuh perasaan saya, " ujarnya. Saya mengangguk-angguk.
"Itulah sebabnya saya selalu mencoba rajin tilawah dan menghapalnya. Mbak tahu kenapa?" tanyanya. Saya cuma menggeleng.

"Saya ingin menjadi anak yang shaleh, yang bisa menjadi penolong bagi ibunya di akhirat kelak, " ujarnya. Teman saya pun bercerita tentang ibunya dan bagaimana ia sangat mencintai sang ibu dan bercita-cita ingin membahagiakannya. Saya melihat ada yang menggenang di pelupuk matanya, ketika teman saya itu menceritakan tentang sang ibu. Saya cuma diam, tak berkomentar.
"Ada tiga hal yang bisa membuat saya menangis, " katanya lagi.
"Apa?" tanya saya.
"Pertama, kalau saya mengingat ibu saya. Kedua, ketika saya membaca arti ayat-ayat al-Quran, dan ketiga, ketika saya membaca dan mendengar kisah-kisah perjuangan di Palestina. Saya bisa menangis, karena saya merasa amaliyah saya di dunia ini masih sangat sedikit... " tutur teman saya. Sorot matanya memancarkan kegelisahan.

Kali ini, saya betul-betul merinding mendengar penuturannya. Tiba-tiba saja seperti ada pisau yang amat tajam yang mengiris jiwa saya. Selama ini, tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk menghitung amalan saya di dunia, apakah sudah cukup bekal saya jika sewaktu-waktu dipanggil sang kuasa. Selama ini, saya hanya berempati dengan penderitaan saudara-saudara saya di Palestina, tapi tak pernah menangis memikirkannya. Selama ini, rasanya saya tidak memiliki cinta sebesar cinta yang dimiliki teman saya itu pada sang bunda. Tiba-tiba saja, saya merasa begitu kerdil dan merasa iri melihat cara berpikir teman saya itu yang ternyata lebih dewasa dari usianya.

Saat sholat ashar sore itu, saya betul-betul menangis di hadapanNya, menangisi segala kekurangan, kelemahan dan kebodohan saya selama ini. Memohon ampunan atas segala kesalahan dan sebulat tekad untuk membenahi diri dan menjadi orang yang lebih baik, teriring rasa syukur karena telah memberikan seorang teman yang telah menjadi cermin kebaikan bagi saya.
"Teman, hanya doa yang bisa aku panjatkan, sebagai rasa terima kasih, semoga Allah swt mengabulkan semua cita-citamu dan tetap membimbingmu agar senantiasa menjadi cermin kebaikan bagi orang-orang di sekitarmu... " amiin

Jakarta, 9 November 2007
(Catatan kecil buat seorang teman, GSS, thanks ya bro...)

Readmore »»

Rabu, 31 Oktober 2007

Menyemai Cinta dengan Salam

Oleh Fery Ramadhansyah

Satu ketika Tufail bin Ubai bin Ka’b mengikuti Abdullah bin Umar berjalan ke sebuah pasar. Dilihatnya Abdullah tadi mengucapkan salam kepada semua orang yang dijumpainya baik yang dikenal ataupun tidak. Lantas Tufail pun bertanya kepadanya; wahai Abdullah, kenapa engkau pergi ke pasar. Padahal engkau tidak berbelanja. Kemudian dia menjawab; aku pergi ke pasar cuma untuk sekedar salam. Karena salam menghantarkan seseorang masuk ke dalam surga.

Ucapan salam memang sederhana. Hanya dengan ucapan “assalamu’alaikum” seseorang tanpa disadari sebenarnya ia telah menaburkan benih-benih cinta terhadap sesama. Sebab salam bukan sekedar ucapan yang terlintas untuk basa basi saja, melainkan di dalamnya mengandung doa.

Rasullullah saw bersabda: “Kamu tidak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan kamu tidak bisa beriman sebelum kamu saling mencintai. Maukah kamu aku beritahukan sesuatu jika kamu melakukannya maka kamu akan saling mencintai. Tebarkanlah salam. ” (HR Muslim)

Mengucap salam tidak sama dengan ucapan yang lain. Kita sering mendengar ucapan “selamat pagi, selamat siang, selamat sore ataupun selamat malam”. Semua ucapan ini memang baik diucapkan, namun ucapan tersebut meskipun menempati posisi “ assalamu’alaikum” akan tetapi sifatnya temporal. Kalau hendak mendoakan, kenapa harus terikat waktu seperti ucapan selamat pagi dan lainnya. Oleh karena itulah kalimat “ assalamu’alaikum” tidak menyertai waktu. Itu artinya, setiap orang yang mengucapkan salam kepada orang lain berarti ia mendoakan keselamatan padanya sepanjang masa.

Ditinjau dari aspek sosial, salam merupakan penguat hubungan seseorang dengan yang lain. Walau hanya berpapasan, kemudian mengucapkan salam tentunya orang lain merasa senang karena didoakan. Doa yang meluncur tanpa pamrih dan tanpa diminta itu akan membuat jalinan tali cinta terhadap sesama. Sehingga, bagi siapa yang diberikan salam maka sepatutnyalah ia memberikan sekurang-kurangnya salam yang sama.

Firman Allah swt: “ Apabila kamu diberi salam dengan satu salam, maka balaslah salam itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS. 4:86)

Inilah rahasia di balik salam itu. Salam bisa menjadi pengait hati satu sama lain karena di dalamnya terkandung doa sekaligus penghormatan. Kalau setiap orang bisa saling menghormati di jalan atau setiap kali bertemu, bukankah yang akan timbul adalah rasa cinta. Dan mencintai sesama termasuk salah satu takaran sejauh mana iman yang dimiliki seorang muslim.

Rasulullah saw bersabda: “ Tidak beriman seseorang di antara kamu sampai kamu mencintai saudaramu sebagaimana mencintai dirimu sendiri” (HR Bukhari)

Readmore »»

Jumat, 26 Oktober 2007

Road Map to Halal Bi Halal DT 1428 H

Assalamu'alaikum wr. wb.

Salam Ukhuwah Silahturahmi !
Bulan keberkahan telah terlalui, Hari kemenangan telah terlewati
Semoga masih diberi kesempatan menemuinya kembali di tahun depan
Tali silahturahmi telah terajut, Kebersamaan telah terjalin
Dengan Halal bi halal semoga rajutan dan jalinan itu makin erat

Daarut Tauhiid akan mengadakan halal bi halal 1428 H !
Mau tau ramenya kayak apa ? Ya datang aja sendiri, ga usah bingung dan ragu
Kerinduan untuk saling bertemu, saling berkenalan dan bersilaturahmi sesamamember begitu membuncah. Halal bi halal ini, sungguh begitu dinantikan.

Bagi anda yang sulit datang ke acara MQS, inilah saatnya anda untuk terlibat langsung, mengenal dan merasakansecara langsung seperti apa MQS DT itu sesungguhnya.
Hari / Tanggal : Ahad, 28 Oktober 2007
Di : Mesjid DT II Jakarta, Jln.Suka Mulya Rt 001/09 Kampung Dukuh Desa, Serua Indah Ciputat, Tangerang-Banten.
Pukul : 09.00 – Selesai
(Bagi sahabat yang belum mengetahui lokasinya, ditunggu di DT Cipaku, hingga pukul 08.00, kita berangkat sama-sama, Insya Allah disediakankendaraan, karena itu wajib daftar)Acara : - Silaturahim dan Tausyiah serta halal bi halal

Ayo, kita hadiri bersama-sama acara kita ini.
Di samping menikmati acara yang disuguhkan oleh Daarut Tauhiid, kita akan saling berkenalan danbersilaturahmi.

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN DAN RAGU !!!.
Jangan cuma di online email MQS aja, itu baru luar'-nya aja, apalagi bagi member baru.
Sebagai jaringan ilmu, mari bersilahturahmi secara offline di ajang Halal Bi Halal DT ini.
Rasakan kebersamaan, kehangatan dan keakrabannya !.

Mo lebih jelasnya lagi silahkan klik http://menujuqolbunsalim.blogspot.com/

Jazakumullah khoiron katsiiroo.
Wassalamu'alaikum, wr.wb.

Readmore »»

Rabu, 24 Oktober 2007

"Tinggalkan yang haram, dapat yang halal"

Suatu malam yang hening, kelihatan seorang lelaki berjalan-jalan di sekitar Madinah dalam keadaan lapar. Dia berhenti di luar sebuah rumah kerana tercium bau makanan. Imannya belum cukup kuat untuk membuat pertimbangan yang sadar dalam memicu tindak tanduknya. Kerana terliur dengan makanan itu, dia menyusup masuk ke dalam rumah tanpa izin tuan rumah tersebut.

Melihat makanan yang menggiurkan di satu sudut rumah, dia segera mencapainya. Tetapi tiba-tiba dia teringatkan sesuatu. Kata-kata yang didengarnya daripada Rasulullah s.a.w dalam satu majelis ilmu di Masjid Nabi siang tadi terlintas dibenaknya. Rasulullah berpesan, “Barangsiapa meninggalkan yang haram, dia akan mendapat yang halal.” Mengingatkan kata-kata itu, dia tidak jadi untuk mengambil makanan tadi. Dia hendak segera pergi, tetapi ada godaan lain pula. Telah terlihat olehnya barang perhiasan. Kalau dia ambil, tentu tidak ada siapa tahu. Segera barang perhiasan itu digenggamnya. Namun sekali lagi niat jahatnya dimatikan.
Teringat lagi dia kepada pesan Rasulullah s.a.w, “Tinggalkan yang haram, dapat yang halal.”

Diletak kembali barang yang berharga itu. Haram mengambil barang milik orang lain. Namun, sebelum dia pergi…datang lagi satu godaan yang lebih besar. Dadanya berdebar kencang ketika melihat seorang wanita cantik sedang lena tidur di kamar peraduannya. Pintu kamar itu dilangkah masuk. Wanita itu didekatinya. Tangannya menggetar, peluh memercik membasahi tubuh. Nafsu membisikkan kata-kata indah untuknya. Berlaku perebutan nafsu dan bisikan kata-kata Rasulullah s.a.w, ” Tinggalkan yang haram, akan dapat yang halal.”

Akhirnya dia beristighfar dan perlahan-lahan pergi. Berkat pesanan Rasulullah s.a.w yang melekat di sanubarinya, dia berjaya mematahkan keinginan nafsunya. Kelegaan yang amat sangat terasa di hatinya ketika keluar dari rumah wanita tadi dan kemudian memijakkan kaki di Masjid Nabi.

Kerana berhasil dalam peperangan sengit mengalahkan nafsu yang mengajak kepada yang haram, dia diberi ketenangan yang luar biasa oleh Allah SWT. Seketika kemudian, subuh tiba. Selepas solat subuh berjemaah, lelaki itu merebahkan diri di masjid kerana terlalu mengantuk akibat berjaga semalaman. Ketika matahari telah meninggi, seorang wanita datang bertemu dengan Rasulullah s.a.w di masjid. Dia mengadu rumahnya dimasuki orang. Dia takut diganggu lagi, lalu memohon mendapakan seorang pengawal yang dapat menjaga harta bendanya. Setelah ditanya, rupanya si wanita itu seorang janda. Baginda memandang sekeliling kalau-kalau ada orang yang dapat menjaga wanita itu. Melihat lelaki yang sedang tertidur di suatu sudut masjid, baginda menemuinya. Ditanyakan siapakah gerangannya dan adakah dia telah beristeri. “Saya seorang duda,” jawab lelaki itu yang hidupnya kurang terurus selepas kematian isterinya. Baginda bertanya apakah kedua-dua janda dan duda itu bersetuju untuk dijodohkan. Mereka berdua tersipu malu.

Kerana terharu dengan pilihan Rasulullah s.a.w dan teringat perbuatannya malam tadi, lelaki itu tidak dapat menahan diri daripada menangis lalu menceritakan apa yang sebenarnya berlaku di rumah wanita tersebut. Lalu, dia bertaubat. Akhirnya Rasulullah s.a.w berkenan menikahkan lelaki dan wanita itu dengan disaksikan oleh para Sahabat. Demikianlah, berkat meninggalkan yang haram, dia mendapat yang halal sebagai gantinya. Kini, wanita cantik itu dan segala di dalam rumah itu menjadi halal baginya.

by www.ttuyup.blogspot.com

Readmore »»

Rabu, 19 September 2007

Syukur, Kunci Hidup Bahagia

oleh Ahmad Novriza Nasution

Bahagia adalah sesuatu yang diharapkan dan diidam-idamkan
setiap orang yang pernah hidup di atas dunia. Tidak ada satupun orang yang tidak ingin hidupnya senang dan bahagia, bahkan jika pernah sekali waktu kita mendengar ucapan, “Biarlah aku menderita dan tidak mendapatkan apa-apa asalkan anakku bahagia”, yang diucapkan oleh seorang orang tua karena sangat sayangnya kepada sang anak, sebenarnya Sang orang tua tersebut sedang mencari kebahagiaan dengan memilih cara berkorban perasaan buat anaknya.
Pembicaraan mengenai kebahagiaan sangatlah menarik untuk dibahas. Mengapa? Karena selain alasan tersebut di atas, rasa bahagia dan tidak bahagia bisa berganti dalam sekejap mata. Pernahkan anda merasa senang dan happy pada saat siang tapi ketika sore perasaan itu seolah hilang entah ke mana tak tahu rimbanya. Bahkan sambil bertanya-tanya dalam hati kita terus mencari-cari ke mana rasa bahagia yang barusan atau beberapa jam yang lalu sedang kita nikmati dan kita rasakan.

Penyebab Rasa Bahagia dan Tak Bahagia
Tiap orang tentulah berbeda-beda apa yang menyebabkan timbulnya rasa bahagia atau tidak bahagia. Jangankan untuk orang yang berbeda, untuk anda sendiri pun, bisa merasakan dua hal tersebut dengan sesuatu yang sama tapi kondisi yang berbeda. Anda mungkin sangat bahagia ketika mempunyai isteri yang sangat cantik dan rupawan, yang hanya memandangnya saja gairah dan semangat anda sebagai seorang suami menjadi luar biasa menggelora. Dalam hitungan detik anda bisa tidak bahagia dan terganggu dengan orang yang usil memperhatikan isteri anda dari ujung kepala sampai kaki sambil tersenyum-senyum. Perasaan cemburu dan tidak senang menggantikan perasaan bahagian anda. Atau contoh lain ketika anda begitu bahagia di kantor karena ada berita kenaikan gaji, akan menjadi berbeda rasanya ketika anda menceritakan hal ini kepada isteri anda, isteri anda bukannya bersyukur dan mencium tangan anda malah menyusun daftar barang-barang yang akan dibelinya. Bahkan dalam hitungan detik rasa bahagia bisa meluap entah ke mana.

Di manakah Kebahagiaan?
Ada sebuah pernyataan seorang psikolog di salah satu tulisannya menyebutkan, jika anda meletakkan kebahagiaan di luar diri anda maka anda tidak akan pernah merasa bahagia. Kita tak memerlukan apa-apa untuk bahagia. Kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, permasalahannya adalah kita sering kali mencari keluar diri untuk menemukannya.

Pernahkah anda mencari tahu dalam diri anda sendiri berapa banyak rasa bahagia dan tidak bahagia anda rasakan dalam satu hari? Kemudian lanjutkan dengan pertanyaan mana yang lebih sering anda rasakan, bahagia atau tidak? Tuliskan dalam hati anda apa saja yang membuat anda tidak senang hari ini? Lanjutkan dengan apa saja yang membuat anda senang dan bahagia hari ini?

Kenapa Kita perlu Merasa Bahagia
Alangkah tidak enaknya hidup ini jika kita tidak tahu kenapa kita mesti ada di dunia ini. Begitupun alangkah beruntungnya kita, jika setiap udara dan nafas yang kita tarik kita mengerti siapa yang memberikan, berapa lama kita bisa rasakan. Mari setidaknya kita membuat sedikit hitung-hitungan. Bukan dengan maksud hendak menghitung nikmat yang telah Allah berikan kepada kita karena pasti kita tidak akan sanggup menghitungnya. Tapi saya hanya sekedar mengajak anda rileks dan mari mulailah menghitung. Periksa apakah masih ada detak nadi dan jantung kita. Coba perhatikan sekeliling anda, apakah masih berfungsi dengan baik penglihatan anda, apakah masih bisa kita membedakan warna-warna yang ada di jalan, rumah, atau sekitar kita. Cobalah pulang ke rumah, tatap kecantikan dan rasakan penghormatan serta kesetiaan isteri anda yang begitu dalam terhadap anda. Raih gapaian anak-anak anda yang lucu dengan tatapan matanya jika anak anda masih balita dan baru akan tumbuh. Teruslah mencari dan menghitung, dan rasakanlah keajaibannya.

Tambah Syukur = Menambah kebahagiaan
Kata syukur adalah kata yang berasal dari bahasa arab dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: (1) Rasa terimakasih kepada Allah, dan (2) Untunglah (menyatakan lega, senang, dan bahagia.). Dalam Al-Quran kata ”syukur” dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat kali. Persoalannya sekarang banyak orang yang tidak meyakini dan akhirnya merasakan keajaiban rasa syukur kepada sang Maha Pencipta yakni Allah SWT. Banyak juga rasa bahagia itu sama sekali tidak muncul karena dibutakannya mata hati kita dalam menikmati dan menghayati ayat-ayat Tuhan dalam diri dan kehidupan kita sehingga kita lupa untuk bersyukur. Jadi bagaiman caranya agar Kebahagian bisa kita rasakan? Jawabannya adalah tambahlah rasa syukur kepada Allah atas setiap karunia yang diberikannya kepada kita. Adakah yang mau menjual seharga 100 juta rupiah untuk dua bola matanya. Ataukah ada yang ingin menjual sepasang lengan dan kakinya untuk sebuah rumah. InsyaAllah saya lebih memilih tidak dan mengharapkan pertolongan Allah dan bersyukur saja untuk memperolehnya.

Syukur Hanyalah Kunci
Tentu saja seperti kata Aa Gym, syukur adalah sekedar kuncinya. Sementara agar dapat menggerakkan kunci dan membuka lemari haruslah dengan ikhtiar dan sungguh-sungguh, diiringi dengan doa mengharapkan pertolongan Allah dan kepasrahan kepada-Nya agar kunci tidak patah dan kita bisa menikmati hidangan di dalam lemari dengan enak dan nyaman.

Mencontoh Rasululullah SAW
Dalam sebuah riwayat diceritakan suatu malam Rasulullah Muhammad SAW shalat malam hingga kaki beliau bengkak, isteri beliau Aisyah ra bertanya, kenapa Rasulullah SAW melakukan hal ini, padahal dia adalah kekasih dan utusan Allah, orang yang ma’shum diampunkan Allah dosanya. Rasulullah SAW hanya membalas dengan menyatakan bahwa ia hanya bersyukur kepada Allah. Pada prinsipnya segala bentuk kesyukuran harus ditujukan kepada Allah Swt.
Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS Al-Baqarah [2]: 152).

Wassalam

Readmore »»

Kamis, 13 September 2007

Ahlan Wa Sahlan Sahabat MQS

Bismillahirrahmanirr ahim
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon Maaf Lahir & Batin
Atas segala kekhilafan & dosa yang telah dilakukan,
atas segala perbuatan yang tidak berkenan


MARHABAN YAA RAMADHAN
Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim

Marhaban Ya Sahabat
Senang dan gembira bisa bersilahturahmi dgn sahabat semua
Alhamdulillah, telah hadir media blog dakwah MQS
Ini baru tahap awal masih banyak yang perlu di perbaiki dan di tingkatkan
Mohon saran, masukan, kritik membangun dan doa
agar Dakwah MQS lebih baik lagi

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1428H
SELAMAT DATANG PARA SAHABAT

Semoga Ramadhan ini lebih baik dari Ramadhan kemarin
Smoga dgn silahturahmi ini dapat mempererat ukhuwah kita
Smoga Alloh melimpahkan rahmat, barokah dan karuniaNya kpd para sahabat yg berkunjung
Ya Alloh Ya Rahman Rohim, kabulkanlah dan memudahkan sgala hajat para sahabat
Allahumma Amiin.

Jazakumullahi khoiron katsiron.
Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Readmore »»

Kamis, 30 Agustus 2007

MQS 23


Readmore »»