~ Jazakalloh Khoiron Katsiro atas kehadiran n supportnya dlm acra mabit MQS PI Thn baru 1432 Hijriah, smoga dpt brmanfaat n mnjadi jln amal n elmu. Amiin.. ~

Selasa, 30 Desember 2008

Undangan MQSPI 2 - Edisi Spesial Akhir Tahun

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segalah puji hanya milik Allah kepada-Nya kita berbakti dan kepada-Nya kita memohon agar ditetapkan dalam hidayah aqidah yang lurus. Sholawat untuk rasulullah tercinta, keluarga, sahabat dan ummat.

Pernikahan yang tidak melalui proses KUA sering terjadi dan menimbulkan banyak persoalan. Pihak perempuan yang biasa jadi korban. Kenapa ini bisa terjadi ?


Bapak, Ibu, Sahabat sekalian. Menuju Qolbun Salim (MQS) bekerja sama dengan Manajemen Masjid Raya Pondok Indah, mengundang Anda sekalian untuk hadir dalam acara :

Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim -2 (MQSPI-2)
Edisi Spesial Akhir Tahun Miladiyah
tema : " Illegal Wedding, Haruskah Terjadi..? "
Waktu : Rabu 31 Desember 2008 / 3 Muharram 1430 H
Pukul 18:00 sd 06:00 (menginap/bermalam)
Bertempat di Masjid Raya Pondok Indah
Jl. Sutan Iskandar Muda No. 1
(Samping Mall Pondok Indah)

Nara Sumber :
~ Ust. Restu Sugiharto (Ust. Cinta)
(Pengasuh Mahabbah Movement)

~ Ust. Nurul Huda Haem (UNH)
(Penulis Buku Awas Illegal wedding!)

Imam Qiyamullail
Ust. Ahmad Sodikin Alhafiz
Muhasabah & Spirit MQpagi
Ust. Edi Abu Marwa

Moderator
Ust. Firmansyah

Agenda :
Tasmi - Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail - Muhasabah - Dzikir Al-ma'sturat

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.
Di harapkan membawa perlengkapan sholat dan mensesuaikan pakaian dengan lingkungan masjid.

Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :
MQS Hotline : 021- 7014 5049 Masjid Pondok Indah : 021-7666165
Humas DT Jakarta : 021- 93455129 Hendi : 08121081614
Yannie : 081317683906 Yayah : 021-99518109
YM : qolbun.salim http://www.majelisqolbunsalim.blogspot.com/

Jazakumullahi khoiron katsiron.
Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan smoga Alloh membalas dengan lebih baik.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
(Tim Publikasi MQSPI-2)
.

Readmore »»

Jumat, 12 Desember 2008

Undangan MQSBI 27 - Edisi Spesial 1430 Hijriah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pergantian tahun islam sebentar lagi, dalam rangka menyonsong datangnya tahun baru 1430 Hijriyah dengan semangat perubahan yang lebih baik.
Kembali Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesai (MMBI) bekerja sama dengan Divisi Dakwah Daarut Tauhid Jakarta akan menyelenggarakan :

Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim-27 (MQS-27)
Edisi Spesial Jelang Tahun Baru 1430 Hijriah
tema : " Momen Hijrah, Kenapa Bukan Kita Yang Berubah..? "
Waktu : Sabtu 20 Desember 2008 bertepatan dengan 22 Dzul-Hijjah 1429 HPukul 18:00 sd 06:00 keesokan harinya (menginap / Mabit)
Bertempat di Masjid Baitul Ihsan (BI) Bank Indonesia


Nara Sumber :
~ Ust. Ahmad Sarwat, Lc.
Pengasuh rubrik syariah & kehidupan di www.warnaislam.com/
~ Ir. Purwanto Yusdarmanto
Consultan Marketing dan Mentality
Imam Qiyamullail
Ust. Rofiudin Alhafiz
Moderator & Hikmah Fajar
Ust. Syam Abdul Fattah

Agenda :
Tasmi - Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail - Muhasabah - Dzikir Al-ma'sturat

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.
Di harapkan membawa perlengkapan sholat dan mensesuaikan pakaian dengan lingkungan masjid.

Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :
MQS Hotline : 021- 7014 5049
Humas DT Jakarta : 021- 93455129 Hendi : 08121081614
Yannie : 081317683906 Yayah : 021-99518109
YM : qolbun.salim www.majelisqolbunsalim.blogspot.com

Jazakumullahi khoiron katsiron.
Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan smoga Alloh membalas dengan lebih baik.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
(Tim Publikasi MQS-27)

.

Readmore »»

Jumat, 21 November 2008

Jumat, 14 November 2008

Kesedihan Umar Bin Khattab


Dan Umar pun Menangis...
Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab menangis?Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun kawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau Syeitan pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat di suatu jalan, maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini,yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat
Islam.Karena itu kalau Umar sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan. Mengapa "singa padang pasir" ini sampai menangis ?


Umar pernah meminta izin menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada diatas tanah. Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku.

Rasul yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?"Umar menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya.Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan kaisar duduk di singgasana emas dan berbantalkan sutera".

Nabi berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga;sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir.

Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya."Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara; hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.

Ketika anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat akan transit di Singapura.Atau anda pulang dari Saudi Arabia , biasanya pesawat anda mampir sejenak diAbu Dhabi. Anggap saja tempat transit itu , yaitu : Singapura dan Abu
Dhabi merupakan dunia ini.Apakah ketika transit anda akan habiskan segala perbekalan anda? Apakah anda akan selamanya tinggal di tempat transit itu?

Ketika anda sibuk shopping ternyata pesawat telah memanggil anda untuk segera meneruskan perjalanan anda. Ketika anda sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil anda pulang kembali ke sisi-Nya.

Perbekalan anda sudah habis, tangan anda penuh dengan bungkusan dosa anda,lalu apa yang akan anda bawa nanti di padang Mahsyar.Sisakan kesenangan anda di dunia ini untuk bekal anda di akherat.Dalam tujuh hari seminggu,mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar dan rasa haus paling tidak dua hari dalam seminggu. Lakukan ibadah puasa senin-kamis. Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak anda sisakan waktu barang satu-dua jam untuk sholat dan membaca al-Qur'an. 8 jam waktu tidur kita....mengapa tdk kita curi 15 menit saja untuk sholat tahajud.

"Celupkan tanganmu ke dalam lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedaan dunia dan akherat, "air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akherat" ..Bersiaplah, untuk menyelam di "lautan akherat".Siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita, & bila saat panggilan itu tiba,jangankan untuk beribadah, menangis pun kita tak akan punya waktu lagi. Subhanalloh Hujamkanlah penjelasan baginda nabi SAW diatas ke dalam hati kita. Allahualam bissawab

"DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT INDAHNYA BINTANG"
"jangan pernah berhenti untuk terus melakukan kebaikan dan selalu berbuat baik, karena kemegahan istanamu di surga ditentukan oleh kualitas dan kuantitas kebaikan yang kamu lakukan.." c

Readmore »»

Selasa, 11 November 2008

Berbuatlah...

Walid bin Mughirah, Umayyah bin Khalaf, dan Al-`Ash bin Wail telah membelanjakan hartanya untuk memerangi risalah dan melawan kebenaran, "Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan." (QS Al-Anfal: 36)

Namun kebanyakan kaum muslimin justru kikir dengan harta mereka, sehingga tidak terbangun menara keutamaan dan tugu keimanan, "Dan, barangsiapa yang kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri." (QS Muhammad: 38)
Demikianlah gambaran tekad kuat para durjana dan kelemahan orang-orang yang bisa dipercaya.


Dalam memoar Golda Mier, mantan Perdana Menteri Israel, yang berjudul Malice, disebutkan bahwa dalam satu fase hidupnya dia harus bekerja selama enam belas jam tanpa istirahat demi mempertahankan prinsip-prinsipnya yang sesat dan pikiran-pikiran yang menyimpang itu, hingga akhirnya berhasil melahirkan negara Israel bersama-sama dengan Ben Gurion. Kalau mau silahkan membaca buku dimaksud.
Saya sendiri sering menyaksikan generasi kaum muslimin yang sama sekali tidak pernah berbuat, meski hanya satu jam saja. Mereka larut dalam main, makan, minum, tidur, dan menghabiskan waktu percuma, Apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu, "Berangkatlah (untuk berjuang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu (QS At-Taubah: 38)
Umar adalah sosok yang sangat giat bekerja siang malam. Dia hanya menyempatkan tidur sebentar. Sampai-sampai keluarganya menegurnya, "Engkau tidak tidur?" Tapi teguran itu dijawab oleh Umar, "Jika aku tidur di malam hari maka sia-sialah diriku, dan jika aku tidur di siang hari maka sia-sialah rakyatku."
Dalam memoar seorang tiran, Mose Dayan, yang berjudul The Sword and Rule dituliskan bahwa dia harus terbang dari satu negara ke negara yang lain, dari kota satu ke kota yang lain, siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi, harus menghadiri berbagai pertemuan, mengadakan konferensi, mengatur kesepakatan dan perjanjian, dan tak lupa menulis dalam catatannya. Sayang sekali memang, bahwa orang yang lebih pantas menjadi saudara kandung kera dan babi seperti dia, justru bisa menunjukkan keuletan seperti ini. Sebaliknya, kebanyakan kaum muslimin justru menunjukkan kemalasannya. Inilah tekad orang durjana dan kelemahan orang yang bisa dipercaya.
***
Umar bin Khattab telah menyatakan perang terhadap semua bentuk pengangguran, kemalasan, dan ketidakgiatan. Bahkan Umar bin Khattab pernah menarik keluar para pemuda yang diam di dalam mesjid dan tidak melakukan apa-apa. Umar memukul mereka dan berkata, "Keluar kalian, cari rezeki. Langit tidak akan menurunkan emas dan perak."
Kemalasan dan ketidakgiatan hanya akan melahirkan pikiran-pikiran yang negatif, kesengsaraan, penyakit kejiwaan, kerapuhan jaringan syaraf, keresahan, dan kegundahan.

Sedangkan kerja dan semangat akan mendatangkan kegembiraan, suka cita dan kebahagiaan.
Segala kecemasan, keresahan, kegundahan, dan penyakit-penyakit intelektual, syaraf dan jiwa, akan berakhir bila masing-masing kita menjalankan peranannya dalam hidup ini. Sehingga semua lapangan kerja menjadi ramai. Pabrik-pabrik menjadi produktif, tempat-tempat kerja akan sibuk, lembaga-lembaga sosial dan dakwah dibuka kembali, dan pusat-pusat kegiatan budaya dan ilmiah marak di mana-mana. Firman Allah,
"Katakanlah: 'Bekerjalah kamu sekalian'."
"Menyebarlah di permukaan bumi."
"Bersegaralah!"
"Cepat-cepatlah."

Juga sabda Rasulullah, "Sesungguhnya Nabi Allah Daud akan makan dari hasil kerja tangannya."
Al-Rasyid memiliki sebuah buku yang berjudul Shin'atul Hayat (Merancang Kehidupan). Dalam buku ini ia berbicara banyak tentang masalah ini dan menyebutkan bahwa banyak orang yang tidak memainkan peran yang seharusnya mereka perankan dalam kehidupan ini, "Mereka hidup, tapi seperti orang yang sudah mati. Mereka tidak menangkap apa rahasia dibalik kehidupan mereka, mereka tidak melakukan yang terbaik untuk masa depan, umat maupun diri mereka sendiri."

Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang. Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang yang berjihad di jalan Allah. (QS An-Nisa': 94)
Seorang seorang perempuan kulit hitam yan menyapu mesjid Rasulullah telah memainkan perannya dalam kehidupan. Dan, dengan peran yang dia mainkan dia masuk surga.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun dia menarik hatimu. (QS Al-Baqarah: 221)

Demikian pula budak yang mengerjakan mimbar Rasulullah, telah melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Dan, dia memperoleh pahala atas apa yang dia lakukan, karena memang bakatnya di dunia pertukangan. Orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya. (QS At-Taubah: 79)

Readmore »»

Senin, 03 November 2008

Adab Berdoa

1. Bersuci.
2. Menghadap kiblat.
Ia (nabi) mendatangi tempat wuquf di ‘Arafah, dan ia menghadap kiblat dan terus menerus berdoa sehingga tenggelam matahari.(H.R. Muslim)
3. Berdo’a pada waktu-waktu atau keadaan-keadaan yang mulia, seperti waktu sujud, puasa, sedang bepergian (safar), menghadapi musuh, pertengahan malam, antara azan dan iqamah, hari jum’at dll.


Rasulullah bersabda:
"Pada tiap malam, Rabb kita turun ke langit dunia ketika bersisa sepertiga malam yang akhir. Maka Allah berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu, pasti akan Kukabulkan, dan siapa yang memohon kepadaKu, pasti akan Kuberi, dan siapa yang mohon ampun kepadaKu pasti akan Kuampuni."(H.R. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan yang lainnya)
"Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya ialah ketika sujud. Maka perbanyaklah doa (di waktu itu)."(H.R. Muslim)
"Tidak seorang pun menaruh keningnya bersujud kepada Allah dan ia berkata: Tuhanku, ampunilah dosaku – tiga kali --, kecuali pada saat ia mengangkat kepalanya telah diampuni dosanya." (H.R. Ibnu Abi Syaibah)
4. Mengangkat kedua belah tangan dengan kedua telapak tangan terbuka.
5. Memperlihatkan kepapaan dan kemiskinan.
6. Merendahkan diri dan khusu’.
7. Memilih kata-kata yang paling baik, baik lafaz, makna serta untaian baitnya.
8. Berusaha sedapat mungkin untuk mengucapkannya dengan benar dan menghindari kesalahan ucapan.
9. Memulai do’a dengan memuji dan mengagungkan Allah serta shalawat kepada Rasulullah SAW.
Nabi SAW lewat di depan seorang yang bernama Abu ‘Iyasy Zaid bin Shamit az-Zuraqiy yang sedang shalat. Ia berdoa : "Ya Allah, aku mohon kepadaMu karena sesungguhnya bagiMu puja dan puji, tiada Tuhan selainMu, wahai Yang Maha Pemberi, yang menjadi harapan, Yang Mencipta langit dan bumi, Yang Maha Luhur dan Maha Mulia". Kemudian Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya engkau telah memohon kepada Allah dengan mempergunakan nama-namaNya Yang Agung, yang bilamana dimohonkan dengan nama-namaNya itu akan dikabulkan dan jika dimintai dengannya juga akan diberi." (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasa’i, dan lain-lainnya)
10. Mendahulukan taubat dan istigfar, pengakuan terhadap dosa-dosa dan kemaksiatan disertai dengan keikhlasan dalam berdo’a.
11. Tawassul dengan Al-Asma’ Al-Husna (nama nama Allah yang baik) dan sifat-sifat Allah yang agung dan mulia, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya:
"Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu" (QS: Al-A’raaf:180)
12. Tawassul dengan amal sholeh yang pernah dilakukan.
13. Memperlihatkan permohonan yang sangat dan mengiba dengan menyebut kebesaran Allah SWT sesering mungkin, yang sangat diharapkan dengan melakukan hal tersebut, terkabulnya do’a yang dipanjatkan.
14. Mengucapkan “amin” setelah selesai berdo’a sebagai penutup.
15. Selalu mengharap dan meminta. Tidak boleh putus asa dalam mengharap terkabulnya permintaan tersebut. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, "Aku akan mengikuti persangkaan mengikuti persangkaan hambaKu kepadaKu. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdoa kepadaKu." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, "Aku mengikuti sangkaan hambaKu kepadaKu. Dan Aku selalu menyertainya sepanjang ia ingat kepadaKu." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Readmore »»

Jumat, 31 Oktober 2008

Malukah Kita, Jika Ternyata Mereka Bisa?

oleh Dikdik Andhika Ramdhan


Adzan dzuhur memang masih sekitar lima belas menit lagi menjelang. Sebuah masjid di salah satu kawasan sarat penduduk di pusat ibu kota itu kini perlahan mulai diisi satu persatu jamaah yang tinggal di sekitarnya.

Dari kejauhan seorang bapak tua nampak berjalan dengan langkah tergopoh mendorong sebuah gerobak tua menuju pekarangan masjid. Puluhan bekas minuman gelas mengisi hampir seperempat bak gerobak tersebut. Sesaat kemudian ia memarkir gerobak tuanya di salah satu sudut pekarangan masjid.

Aku masih memperhatikannya ketika ia mengambil sebuah bungkusan dalam kantong hitam yang ia gantung di bagian belakang gerobak tersebut. Kemudian ia membawanya ke arah kamar mandi masjid dan hilang dalam pandangku.

Matahari di hampir penghujung bulan oktober ini alhamdulillah sudah agak semakin akrab denganku di ibu kota ini. Laporan cuaca memang menyebutkan bahwa akhir-akhir ini cuaca kota Jakarta sedang agak bersahabat dengan para penduduknya. Tidak begitu panas seperti biasanya.

Adzan dzuhur kini berkumandang, menggema mengisi relung-relung penjuru dunia. Bapak tua tadi kini terlihat kembali, meskipun terus terang telah membuatku sedikit terperangah kaget dengan penampilannya. Tak ada lagi baju kumal yang ia kenakan beberapa saat yang lalu ketika aku melihatnya. Kini, sebuah baju koko berwarna putih, meskipun sudah agak lusuh, melekat di tubuh tua-nya, lengkap dengan sebuah kain sarung bercorak kotak-kotak berwarna biru.

Hingga sesaat kemudian semua itu berlalu ketika kami memenuhi panggilan suci untuk bersama mengagungkan asma-Nya dan takbir dan shalat kami.

Usai shalat sunnat ba'da Dzuhur, aku kembali memperhatikan bapak tua itu yang kini duduk bersila disudut sana. Ia masih terlihat khusyuk dengan kedua tangannya yang kini menengadah di depan dadanya.

Dalam hati terus terang sungguh aku merasa malu saat itu. Ketika semakin lama semakin aku perhatikan ia. Ia yang dengan kondisi seperti itu ternyata masih bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapkan jiwanya serta mempersembahkan shalat terbaiknya ketika panggilan shalat mulai berkumandang.

"Namun bagaimana dengan kita?"
Aku menundukkan kepalaku ketika teringat semuanya.
Terkadang, bukankah kita yang ternyata padahal lebih banyak kesempatan untuk bisa mempersiapkan diri dan mempersembahkan ibadah terbaik kepada-Nya justru malah seringkali melalaikannya?

Berbagai alasan seringkali kita pergunakan sebagai sanggahan-sanggahan atas tanya hati kecil kita, ketika is bertanya mengapa. Pekerjaan yang tanggung ataukah tidak enak menolak ajakan rekan kerja untuk makan siang bareng, telah menjadi salah satu dari sekian banyak alasan yang ada daripada kita menggunakan waktu untuk bisa melaksanakan sholat kita tepat di awal waktu.

Sungguh, aku rasa ketika Alloh pertemukanku dengan bapak tua tadi telah menjadi sebuah pukulan telak yang tidak hanya membuatku malu, namun semoga juga menjadikanku semakin tersadar atas semua hikmah daripadanya.

Aku memandangi sebuah tulisan arab di dinding masjid sana yang tertulis rapi, dikutip dari penghujung di ayat ke 103 surrat An Nisaa,

"... Innasholaata kaanat 'alal mu'miniina kitaaban maukuutaa"

"... Sesungguhnya shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman".

Namun, ternyata meskipun tulisan itu terpampang jelas disana, masih saja kita terkadang lupa dibuatnya. Bahkan yang membuat diri ini sedih, ketika dengan yakinnya sebagian orang dari saudara kita menyanggah bahwa shalat tepat waktu itu tidak berarti melaksanakannya di awal waktu.Padahal, aku kira seandainya alasan-alasan mereka akan semua hal itu, masihkah berlaku ketika kita mencoba menanyakan pada hati kecil kita, "Masihkah kita bisa menjamin akan usia bisa sampai pada saat dimana kita mengakhirkan waktu shalat tersebut?"Jika memang ternyata bapak tua tadi dengan segala aktifitasnya ternyata masih mampu untuk mempersiapkannya lebih baik dalam beribadah kepada-Nya, masihkah ada rasa malu ketika kita mengingatinya atas diri kita sendiri?
Wallahu'alam bish-shawab.

Readmore »»

Kamis, 23 Oktober 2008

Doa Rabithah

Munsyid : Izzatul Islam

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Readmore »»

Jumat, 17 Oktober 2008

DownLoad Ipin and Upin

Upin dan Ipin adalah film animasi yang dibuat oleh Les Copaque, sebuah industri media di Selangor, malaysia. Upin dan Ipin punya episode terbaru. Film animasi keluarga ini menceritakan tentang kehidupan 2 orang anak malaysia dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam film animasi ini dimunculkan etnik-etnik yang ada di Malaysia. Ada Etnik Melayu, China maupun India.

Film Animasi ini dirilis tahun lalu dan diputar secara berseri di TV9 Malaysia. Episode terbaru kali ini juga diputar secara berseri di TV 9 pada bulan Ramadhan 1429H.
Film ini sangat mendidik bagi anak-anak ditengah bersaingnya animasi-animasi yang sarat dengan nilai kekerasan. Animasi yang beredar sekarang pun tidak hanya dipersembahkan untuk anak-anak tetapi juga untuk kalangan remaja maupun dewasa.
Ditengah kerinduan animasi Indonesia setelah hilangnya serial Si Unyil yang pernah ditayangkan di TVRI dan mendapat sambutan yang sangat bagus dan setelah diberhentikannya tokoh boneka Si Komo karena bikin macet jalan, kini kita dihadirkan suatu tayangan anak yang cukup menarik dari negeri Jiran.

Walaupun bahasanya menggunakan bahasa Melayu, namun tidak sulit untuk memahami jalan ceritanya. Banyak penggemar Upin dan Ipin yang menunggu kelanjutan serial ini. Halaman Upin dan Ipin di Youtube sudah merilis beberapa seri Upin dan Ipin. Dan kembali, saya acungkan jempol untuk animator Upin dan Ipin. Download Upin dan Ipin Episode Terbaru! Silahkan download Upin dan Ipin setahun kemudian di link bawah ini. (Updated!) Horee… Semua Episode Setahun Kemudian sudah selesai ditayangkan. Sekarang tersedia link untuk mendownload full episode Setahun Kemudian.!

Download dari sini secara percuma, alias gratis, alias free… Bagi yang tidak suka format FLV di Youtube, atau enggan karena kualitas gambar yang beresolusi rendah, bisa download Upin dan Ipin Episode kedua ini dibawah ini (format video : XVid). Rapid versi Free tidak bisa resume dan hanya satu slot server. Bizhat ada 7 Slot Server (lebih cepat) dan bisa Resume. Episode 1-6 : Untuk yang belum nonton, silahkan lihat di halaman Youtube Upin dan Ipin. Atau pengen langsung download seluruh episode seri yang pertama? Klik disini… Ukuran filenya 112.82 MB dan bisa resume download di Download manager…yang ini.
Episode 7 : Tadika ==> Rapid atau Bizhat
Episode 8 : Anak Bulan ==> Rapid atau Bizhat (anak bulan dalam Bahasa Indonesia=Hilal?)
Episode 9 : Adat ==> Rapid atau Bizhat
Episode 10 : Tamak ==> Rapid atau Bizhat
Episode 11 : Lailatul Qadr ==> Rapid atau Bizhat
Episode 12 : Kisah Dan Tauladan ==> Rapid atau Bizhat
Episode 13 : Sayang Kak Ros ==> Rapid
Untuk Episode 14-18 tersedia dalam format FLV. Silahkan download. Kualitasnya gak jauh berbeda dengan yang di Rapid. Ukuran file lebih kecil dan Anda bisa merubah file menjadi file video lain dengan menggunakan program video converter yang banyak tersedia di Internet! Jika ada format lain yang sudah di upload, akan saya infokan disini!
Episode 14 : Ketupat ==> YouTube atau Rapid
Episode 15 : Zakat Fitrah ==> YouTube atau Rapid
Episode 16 : Malam Syahdu ==> YouTube atau Rapid
Episode 17 : Pagi Raya ==> YouTube atau Rapid
Episode 18 : Berkat ==> YouTube atau Rapid
Bagi yang suka film animasi ini, tidak ada salahnya juga membeli merchandisenya di http://worldofgeng.com/. Tapi sayangnya, harga dalam Ringgit Malaysia. Ngomong-ngnomong, 1 RM itu berapa dollar? Kalau ada yang sudah beli, kasih tahu kualitasnya ya..!
(Update tiap ada episode baru, Insya Allah setiap minggu)
Alhamdulillah Sudah semua Episode di Upload.!
Bagi sahabat2 MQS yang bermasalah dengan download internet, bisa menghub. Bang Mods.
Smoga bermanfaat dan jadi jalan amal...

Readmore »»

Selasa, 07 Oktober 2008

Keajaiban orang orang beriman

oleh Pamuji

"Sungguh ajaib (mena'jubkan keadaan orang yang beriman, semua keadaan baik baginya ...

“Assalamu alaikum, apa kabar Gus?”
“Waalaikum salam, alhamdulillah baik”.
“Enam tahun tak bertemu, sudah banyak perubahan padamu, sudah nikah?”
“Sudah, tiga tahun yang lalu.”
“Sudah punya anak?”
“Alhamdulillah, belum”.
“Ya, sabarlah, semuanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa”.
“Ya, selain bershabar, aku juga bersyukur. Semuanya memang ada hikmahnya. Alhamdulillah, karena belum dikasih anak, maka kami (aku dan isteri) punya banyak kesempatan untuk ikut banyak kegiatan. Dan banyak waktu untuk membaca dan menghafalkan al-Qur’an… “



Itulah sepenggal cerita yang menyiratkan tentang perasaan orang yang beriman. Walaupun ia telah tiga tahun menikah dan belum dikaruniai anak, ia tetap sabar dan bersyukur, ia yakin segalanya telah diatur oleh Allah swt, dan ia selalu mengambil sisi positifnya dari segala keadaan.
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda:
“Sungguh ‘ajaib (mena’jubkan) keadaan orang yang beriman, semua keadaan baik baginya. Dan hal itu tidak ada kecuali pada orang yang beriman. Bila dia mendapat kesenangan ia bersyukur, maka syukurnya itu baik baginya. Bila ia mendapat kesusahan ia bersabar maka kesabarannya itu baik pula baginya”.

Saat belum punya isteri ia bersyukur bisa ikut banyak kegiatan dan ikut berbagai organisasi. Ikut pengajian, training, seminar, bakti social bahkan ikut kegiatan RT. Setelah punya isteri ia pun bersyukur bahwa ia telah melaksanakan sunnah rasul dan menikah merupakan setengah agama. Ia bersyukur bisa melaksanakan hal yang bisa melipat gandakan pahala, karena pahala shalat orang yang menikah adalah 70 kali pahala sholat orang yang belum menikah.
Ketika belum punya anak ia bersyukur karena ia punya banyak waktu untuk membaca, menghafalkan qur’an, memtadabburinya dan mengamalkannya, serta mengajarkan kepada isteri dan juga kepada orang-orang yang belum tahu. Bisa sholat dengan tenang, bisa berlama-lama dzikir tanpa tergesa-gesa. Setelah punya anak ia pun bersykur, karena anak yang sholeh bisa menjadi investasi yang bisa mendatangkan pensiunan pahala bila ia telah mati kelak.

Pada waktu penghasilannya pas-pasan, ia bersabar dan bersyukur, bahwa ia bisa terhindar dari fitnahnya harta (karena tidak sedikit orang yang hartanya memperdaya dan memalingkan pemiliknya dari beribadah pada Allah, dan banyak orang yang berharta menjadi orang orang yang sombong). Ia juga yakin bahwa dengan sedikitnya harta maka kelak diakherat hisabnya akan ringan. Pada waktu punya penghasilan lebih, ia juga bersyukur karena bisa membantu orang-orang yang kesusahan, membantu fakir miskin, anak yatim dan membiayai perjuangan Islam.

Saat ia libur, ia bersyukur karena punya lebih banyak waktu untuk berdakwah/mendidik keluarga. Dan atau berkesempatan untuk bersilaturahmi, mengunjungi saudaranya baik saudara kandung maupun saudara seagama.
Saat kerja ia juga bersyukur karena ia bisa memberi dan menerima ucapan salam (do’a keselamatan, rahmat dan berkah) dari orang-orang yang dijumpainya. Dengan bekerja/ melayani kebutuhan orang lain, yang kalau dilakukan dengan ikhlas maka ia akan mendatangkan pahala. Ia pun meyakini bahwa sebaik baik orang adalah yang paling banyak memberi manfaat pada orang lain. Yang merawat pasien juga akan didoakan oleh pasien, karena kebiasaan di sini (Kuwait), kalau orang telah dibantu ia akan mengucapkan “Allah ya’tikal ‘afiyah” (semoga Allah senantiasa memberimu kesehatan), atau kadang dengan ucapan “Jazakallah khair” (semoga Allah memberimu imbalan yang baik.

Kala ia tak punya mobil, kemana-mana naik angkutan umum, ia bersyukur karena ia berkesempatan untuk lebih banyak mengenal orang lain. Bertukar pengalaman dan mengenal karakter-karakter orang lain. Mungkin juga sambil berdakwah. Pada saat mempunyai mobil ia juga bersyukur, karena bisa membantu orang lain yang memerlukannya. Mengajak orang lain untuk mengunjungi pengajian. Mengantar orang sakit ke rumah sakit. Membantu mengangkut peralatan kalau ada acara.

Ketika sehat ia bersyukur karena bisa bekerja, mencari nafkah. Bisa berolahraga untuk menjaga kesehatan badan (yang merupakan amanah Alloh swt). Juga bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman. Ketika sakit, ia juga bersabar dan bersyukur, bisa lebih dekat dengan Allah swt. Karena kebanyakan orang kalau sedang sakit, ia akan lebih banyak merenungi diri, introspeksi, bertaubat dan beribadah pada Allah Azza Wa Jalla. Ia juga yakin bahwa sakit merupakan “takfirudz dzunub” (penghapus dosa).

Orang mukmin memang sungguh mengagumkan, semua keadaan baik baginya. Ia yakin bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Allah Swt dan ia yakin bahwa Allah swt tak akan mendhalimi hambaNya. Ia juga percaya bahwa Allah Swt Maha Pengasih yang tak pilih kasih dan maha penyayang tak berbulu pandang. Kalau ada sesuatu yang kurang menyenangkan ia yakin bahwa bersama kesulitan akan ada kemudahan (Inna ma’al-‘usri yusron) dan ia juga yakin bahwa apa yang Alloh berikan adalah yang terbaik baginya, karena Alloh swt telah berfirman:”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu.
Dengan demikian, sebagai orang mukmin ia akan mendapatkan peringkat yang tertinggi dan ia takkan bersedih, sebagaimana Janji Alloh swt dalam surat Ali Imran 139:
“Janganlah kamu merasa lemah, dan janganlah kamu merasa sedih, kamulah orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman.”

Pamuji Abu Faiq. Aljahra city, Jahra, Kuwait

Readmore »»

Jumat, 26 September 2008

Info tempat Kajian DT Jakarta

Kepada Yang Tercinta
Anggota/jamaah kajian majelis sehati
Jamaah Kajian Muslimah Sabtu Pagi
Jamaah kajian Hadist Rabu Malam
Di
Tempat

Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Alloh Yang Maha Pemurah, yang selalu melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rosululloh Muhammad SAW, Dan semoga Ridho Alloh selalu bersama para keluarga dan sahabatnya.

Sehubungan dengan rencana Renovasi Gedung Pesantren DT Jakarta Jln. Cipaku I/43 Keb. Baru Jakarta Selatan mulai bulan Oktober 2008.
Maka dengan ini kami informasikan : terhitung mulai bulan Oktober 2008 - Desember 2009 semua bentuk kegiatan kajian ( majelis sehati , muslimah sabtu pagi , Hadist bulughul marom ) untuk sementara di pindahkan tempat kajiannya di :

Mushola Baiturahman , Jln. Bangka Raya No.1 Rt 003/01 Pela Mampang Jakarta Selatan ( Depan BAso Ino ) atau masuk dari Jl. Tendean / Gedung AKA / Sekolah Tarakanita.
telp. 021-71837630 / 0818496599 ( ketua mushola Bp. Jamaludin )

Demikian info ini kami sampaikan. Besar harapan kami agar hal ini dapat diterima dan semoga ini menjadi jalan hidayah dan keberkahan bagi kita semua. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan Jazakumullahu khoiron katsir. Semoga Allah meridhai setiap langkah kita, Amin.

Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta , 26 September 2008
Aryanti Ismail
Ka.Bag. Layanan Manfaat
Departemen Pelaksana Pesantren Daarut Tauhiid Jakarta
Ph. 021-92837428 / 021-93150090 / 0815-9998064

Readmore »»

Senin, 01 September 2008

Jadwal Kegiatan Masjid DT Jakarta Ramadhan 14129 H

- klik gambar untuk lebih jelas -

Readmore »»

Nasihat Aa Gym

~> Jika kita memilihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.

~> Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.

~> Bukan gelar atau jabatan yang menjadi orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.

~> Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kita dengan perbuatannya.

~> Jika kita belum bisa membagikan harta, kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan.

~> Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.

~> Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan seyuman yang tulus.

~> Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri, orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.

~> Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.

~> Kalo hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun.

~> Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlash ialah bagian dari hati.

~> Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.

~> Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya.

Readmore »»

Senin, 25 Agustus 2008

8 Tips Sambut Ramadhan

Oleh: Ulis Tofa, Lc

dakwatuna.com - Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik.

Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan. Bagaimana menyambut bulan Ramadhan?


Berikut kami hadirkan “8 Tips Sambut Ramadhan” :

1. Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)


2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.


3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).


4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.


5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.


6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.


7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.


8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”


Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam (io)

Readmore »»

Jumat, 22 Agustus 2008

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

Oleh: Mochamad Bugi

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.
Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)
Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)

Readmore »»

Kamis, 14 Agustus 2008

MQS 26 BI "Edisi Tarhib Ramadhan"

Bismillah..
Assalamu'alaikum wr wb.

Marhaban Ya Ramadhan...

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". (QS 2:183)

Ramadhan akan menjelang. Pintu segala pahala akan segera dibuka.
Saatnya hati lebih dibersihkan lagi, Saatnya amal shalih lebih dilipatgandakan lagi, Saatnya ibadah lebih dikhusyu'kan lagi.
Sudah kah kita mempersiapkan akan datangnya bulan Ramadhan ?
Agar ramadhan kita kali ini lebih optimal dan maksimal

Kembali Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesai (MMBI) bekerja sama dengan Divisi Dakwah Daarut Tauhid Jakarta akan menyelenggarakan :
Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim-26 (MQS-26)
Edisi Spesial TARHIB RAMADHAN (Persiapan Ramadhan 1429H)
Tema : "Menggali Pontensi, Membangun Semangat Kemerdekaan"
Waktu : Sabtu 23 Agustus 2008 / 22 Syaa'ban 1429 H
Pukul : 18:00 sd 06:00 keesokan harinya (menginap/mabit)
Bertempat : Masjid Baitul Ihsan (BI) Bank Indonesia

Jl. Budi Kemuliaan No. 23, Jakarta Pusat

Nara Sumber :

Ust. Satria Hadi Lubis, MM. MBA (Motivator Managemen Kehidupan & Penulis buku "Burn Your Self")
Ust. Hari Sanusi (Daarut Tauhiid Jakarta)
Ust. Ade Sunarya (LTQ Markaz Al Qur'an)
Ust. Agus Dian (LTQ Markaz Al Qur'an)

Agenda : Tasmi - Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail - Muhasabah - Dzikir Al-ma'sturat

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.
Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :
DT Jakarta : 021- 7235255
MQS Hotline (Kasmudi) : 021- 70145049
Yanie : 0813-1768-3906
Yayah : 021 - 99518109
Hendi : 0812-1081614
Web & YM : http://majelisqolbunsalim.blogspot.com/ & qolbun.salim@yahoo.com

Smoga menjadi ladang amal bagi sahabat2 bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini.
(dOnT MiSs iT & DoNt Be lAte)

Jazakumullahi khoiron katsiron.
Wassalamu'alaikum wr wb.

~MQS26 PublishingTeam~
(Menebar Rahmat dan Manfaat, Saling Berbagi dan Membantu)

- klik this picture for lebih jelas -

Readmore »»

Rabu, 13 Agustus 2008

Ada Semangat dalam Ramadhan (Penghantar MQS 26)

Oleh Satria Hadi Lubis

Suatu ketika, seorang alim diundang berburu. Sang alim hanya dipinjami kuda yang lambat oleh tuan rumah. Tak lama kemudian, hujan turun dengan derasnya. Semua kuda dipacu dengan cepatnya agar segera kembali ke rumah. Tapi kuda sang alim berjalan lambat. Sang alim kemudian melepas bajunya, melipat dan menyimpannya, lalu membawa kudanya ke rumah. Setelah hujan berhenti, dipakainya kembali bajunya. Semua orang takjub melihat bajunya yang kering, sementara baju mereka semuanya basah, padahal kuda yang mereka tunggangi lebih cepat.
Dengan perasaan heran, tuan rumah bertanya kepada sang alim, ”Mengapa bajumu tetap kering?” ”Masalahnya kamu berorientasi pada kuda, bukan pada baju,” jawab sang alim ringan sambil berlalu meninggalkan tuan rumah.

Dalam perjalanan hidup, kadangkala kita mengalami kesalahan orientasi (persepsi) seperti tuan rumah dalam cerita di atas. Kita menginginkan sesuatu namun tidak memiliki orientasi seperti yang diinginkan, sehingga akhirnya kita tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
Begitu pula dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang menginginkan ibadahnya di bulan Ramadhan dapat merubah dirinya menjadi lebih baik. Namun setelah Ramadhan, ternyata sifat dan perilakunya kembali seperti semula. Tak berubah secara signifikan. Ia hanya mendapatkan lapar dan haus. Persis seperti yang disabdakan Nabi saw, ”Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa pun, kecuali lapar dan haus.”

Hal itu karena orientasinya keliru. Ia tidak tahu hikmah di balik keagungan bulan Ramadhan. Salah satu dari sekian banyak hikmah Ramadhan yang sering dilupakan orang adalah fungsinya sebagai pembangkit semangat hidup. Ramadhan sesungguhnya adalah bulan motivasi (syahrul hamasah). Ramadhan semestinya mampu menjadikan setiap muslim yang beribadah di dalamnya menjadi termotivasi hidupnya.
Coba kita lihat apa yang terjadi pada diri nenek moyang kita (para sahabat dan ulama sholihin) setelah ditempa Ramadhan. Mereka menjadikan Ramadhan sebagai ajang pembakaran semangat yang membara. Sejarah mencatat dengan tinta emas sepak terjang mereka yang produktif. Banyak orang yang tak tahu, karena memiliki motivasi yang tinggi, umat Islam terdahulu menjadi penguasa dunia selama lebih kurang 14 abad. Lebih lama daripada kejayaan Eropa. Apalagi dari Amerika yang baru berjaya di akhir abad ini.

Kejayaan Islam yang demikian lama di masa lalu tak bisa dipisahkan dari semangat nenek moyang kita untuk selalu bersemangat dan produktif dalam berkarya. Beberapa contoh bisa disebutkan di sini. Ibnu Jarir, misalnya, mampu menulis 14 halaman dalam sehari selama 72 tahun. Ibnu Taymiyah menulis 200 buku sepanjang hidupnya. Imam Ghazali adalah peneliti di bidang tasawuf, politik, ekonomi dan budaya sekaligus. Al-Alusi mengajar 24 pelajaran dalam sehari. Sedang Jabir bin Abdullah rela menempuh perjalanan selama satu bulan demi mendapatkan satu riwayat hadits. Fatimah binti Syafi’i pernah menggantikan lampu penerangan untuk ayahnya (Imam Syafi’i) sebanyak 70 kali.
Semangat mereka terangkum dalam perkataan Abu Musa Al-Asy’ari ra.yang pernah ditanya oleh sahabatnya, ”Mengapa Anda tidak pernah mengistirahatkan diri Anda?” Abu Musa menjawab, ”Itu tidak mungkin, sesungguhnya yang akan menang adalah kuda pacuan!” Suatu ungkapan indah yang menggambarkan semangat yang membara, jiwa yang selalu ingin berkompetisi, berani dan pantang menyerah.

Semangat Itu Ada di Depan Kita
Semangat nenek moyang kita yang luar biasa dalam beramal tak bisa dilepaskan dari orientasi mereka yang benar terhadap fungsi ibadah dalam Islam, termasuk fungsi ibadah Ramadhan sebagai ajang melejitkan motivasi (achievement motivation training). Beda dengan kebanyakan kaum muslimin saat ini yang lebih memahami ibadah Ramadhan sebagai kegiatan seremonial dan tradisi tanpa makna.

Beberapa bukti yang menunjukkan fungsi Ramadhan sebagai bulan pemotivasian adalah:
1. Shaum (puasa)
Tahukah Anda bahwa kekuatan semangat dapat mengalahkan kekuatan fisik? Itulah yang Allah latih kepada kita di bulan Ramadhan. Selama sebulan kita dilatih untuk mengalahkan nafsu yang berasal dari tubuh kasar kita; nafsu makan, minum, dan seksual. Kenyataannya, di bulan Ramadhan kita mampu mengalahkan tarikan nafsu demi memenangkan semangat ruh kita.
Sayangnya, latihan itu tidak dilanjutkan dalam skala kehidupan yang lebih luas dan dalam waktu yang lebih lama setelah Ramadhan, sehingga banyak di antara kita yang hidupnya tidak bersemangat dan produktif dalam beramal. Padahal kunci motivasi itu adalah kemampuan mengalahkan kekuatan fisik. Itulah yang kita lihat pada diri Abdullah bin Ummi Maktum ra.yang matanya buta tapi ngotot untuk ikut berperang bersama Rasulullah. Juga pada diri Cut Nyak Dien atau Jenderal Sudirman, yang pantang menyerah kepada pasukan kolonial walau dalam kondisi sakit parah.
2. Tarawih
Ramadhan sebagai syahrul hamasah juga terlihat dalam pelaksanaan sholat tarawih. Sholat tarawih artinya sholat (di waktu malam) yang dilakukan dengan santai. Di zaman sahabat, sholat tarawih biasa dilakukan sepanjang malam. Dengan bacaan yang panjang dan diselingi juga dengan istirahat yang lama. Bahkan pernah dalam satu riwayat, para sahabat melakukan sholat tarawih berjama’ah sampai menjelang subuh.
Hikmah dari ibadah tarawih yang dilakukan dengan santai dan tidak terburu-buru adalah untuk membentuk watak kesabaran dan ketekunan. Kita tahu, kesabaran dan ketekunan adalah kunci dari motivasi. Tidak mungkin seseorang itu termotivasi dan produktif berkarya tanpa memiliki sifat sabar dan tekun. Watak inilah yang dimiliki oleh nenek moyang kita, sehingga mereka menjadi umat yang jaya di masa lalu.
Hal ini berbeda dengan pelaksanaan sholat tarawih di masa kini. Di mana waktunya tidak lebih dari 1-2 jam. Bahkan seringkali dilakukan tergesa-gesa. Hikmah tarawih sebagai ibadah yang melatih watak kesabaran dan ketekunan menjadi hilang, sehingga lenyap pulalah salah satu sarana pelatihan umat Islam untuk menjadi orang yang termotivasi hidupnya.
3. I’tikaf
Sarana lain yang disediakan Allah SWT untuk membentuk ruh semangat adalah i’tikaf. Ibadah i’tikaf berarti diam menyepi (untuk mengingat Allah) dan meninggalkan kesibukan duniawi. Bagi laki-laki, i’tikaf dilakukan di masjid. Sedang bagi perempuan dilakukan pada ruangan khusus di rumahnya.
Nabi Muhammad saw tidak pernah meninggalkan ibadah i’tikaf ini sepanjang hidupnya. Hal ini juga dilakukan oleh para sahabat dan orang-orang sholih sepeninggal beliau. Sudah menjadi hal yang lazim di masa nenek moyang kita bahwa setiap Ramadhan masjid penuh dengan orang-orang yang i’tikaf.

Bandingkan dengan kondisi sekarang. I’tikaf menjadi ibadah yang asing bagi kebanyakan kaum muslimin. Padahal ibadah ini sangat penting untuk kontemplasi diri. Dalam i’tikaf, kita melakukan uzlah (pertapaan) sebagai modal penting untuk bangkit dari keterpurukan atau sebagai momen untuk berubah. Nabi Muhammad saw berubah dari manusia biasa menjadi manusia luar biasa (nabi) setelah uzlah ke Gua Hiro. Lalu Allah menggantikan sarana uzlah tersebut dengan i’tikaf untuk kita. Agar kita meniru perubahan menjadi manusia luar biasa tersebut seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw.
Allah meminta kita agar mengulangi momen uzlah tersebut setiap tahun, sehingga kita selalu termotivasi untuk berubah semakin baik dari tahun ke tahun. Dari bulan ke bulan. Bahkan dari hari ke hari. Nabi saw bersabda, ”Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren, ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemaren, ia merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemaren, ia beruntung.”

Ramadhan sebagai bulan pemotivasian seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh kita semua. Sungguh beruntunglah mereka yang menggunakan Ramadhan sebagai ajang peningkatan motivasi hidupnya. Lalu dengan modal Ramadhan ia mengisi hari-harinya di luar Ramadhan dengan semangat yang membara untuk beramal melesat ke angkasa kemuliaan. Sungguh, ada semangat dalam Ramadhan.**

Satria Hadi Lubis, MM, MBA
Konsultan Manajemen Kehidupan dan Penulis Buku-Buku Pengembangan Pribadi

Readmore »»

Kamis, 24 Juli 2008

Today Is A Gift

Oleh Bayu Gawtama

“Yesterday is a history, tomorrow is a mystery, and today is a gift” (Master Oogway, Kungfu Panda)
Jika Anda sudah menonton film Kungfu Panda, pasti pernah mendengar kalimat di atas. Guru Oogway –seekor kura-kura tua- dalam satu kesempatan di tepi bukit mengucapkan kalimat penuh makna itu kepada Po, Panda gemuk nan lucu yang baru saja dinobatkan sebagai pejuang naga (dragon warriors).

Meski sempat dibuat terpingkal-pingkal selama menonton film ini, tetapi saya tidak ingin bercerita lebih jauh tentang film Kungfu Panda meski banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik. Karena saya lebih tertarik membahas kalimat bijak di atas yang sebenarnya mengandung makna terdalam dari kehidupan ini.

Kita diajarkan untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah tidur. Doa sebelum tidur yang menyaratkan kepasrahan diri kepada Yang Maha Menguasai Kehidupan, kepada satu-satunya yang memiliki hak mematikan serta menghidupkan setiap insan. Hingga detik sebelum mata terpejam, tak satu pun yang mampu menguak rahasia Allah, apakah esok hari kita masih hidup atau berlanjut ke kehidupan berikutnya. Maka kemudian, di pagi hari Allah berkendak mengembalikan ruh kepada jasad yang tertidur, atau berkehendak pula menahan ruh dan membiarkan jasad itu tertidur selamanya.

Bagi yang diberi kesempatan untuk bangun di pagi hari, maka doa pun kembali terucap dengan melontarkan segenap pujian kepada Yang Menghidupkan dari kematian sementara selama tertidur. Sepenuhnya kita sadar, bukan kita yang membangunkan diri sendiri. Bukan karena alarm yang kita setting sesuai waktu yang diinginkan, tapi benar-benar karena Allah berkehendak memberi kesempatan kepada hamba-Nya.

Hari ini adalah anugerah terbesar dalam kehidupan setiap manusia. Karena ia takkan pernah tahu apakah masih punya kesempatan di hari esok. Hal yang patut dilakukannya pada hari ini adalah bersyukur dan kemudian mengisi hari itu dengan segunung kebajikan, berupaya sekuat hati mengurangi timbangan keburukan.

Belajar dari hari-hari yang sudah berlalu, tidak mengulangi kesalahan dan kekeliruan di masa lalu, kemudian melakukan yang lebih baik di hari ini seolah hari terakhir dalam hidup. Sebab kita memang benar-benar tidak akan pernah tahu apa yang bakal terjadi sesudah hari ini.
***
Semestinya belum berani kita memejamkan mata sebelum tahu persis timbangan kebaikan di hari ini melebihi keburukan yang dilakukan. Takutlah bila tak membawa cukup bekal saat menghadap Sang Penguasa hari pembalasan.

Sayangnya, begitu ringan seolah tanpa beban diri ini memejamkan mata. Seakan yakin esok masih bisa menatap mentari pagi. Ya Allah, ajari lidah ini untuk tak pernah lupa memuji-Mu dan mensyukuri hari disaat hamba masih bisa memohon ampunan-Mu. –Gaw, 2008-

Readmore »»

Rabu, 16 Juli 2008

Auto Pilot Menuju Allah

Oleh Sugito

Seorang kakek berusia delapan puluh tahunan sangat rajin sekali berjamaah di sebuah masjid tua di desa kami. Bahkan dia sering menunggu pintu masjid dibuka. Sangat rajin sekali. Hujan pun tidak membuatnya udhur dari sholat berjamaah. Saya tertarik meng-interview untuk mencari tau “daya dorong apa yang begitu dahsyatnya, sehingga semua halangan bisa dia lalui dan berjamaah dengan istiqomah”.
Setelah ber-dzikir dan berdo’a bersama imam, sang kakek selalu menutupnya dengan sholat ba’diyah. Setelah selesai sholat ba’diyah, saya memberanikan diri untuk menyapanya:
“Assalaamu ‘alaikum Kek, hari ini sepi sekali masjid kita. Satu shaf-pun tidak penuh, pada ke mana ya? Kalo saja jamaah di Subuh ini bisa seperti jamaah ketika Sholat Ied……….”.

Sambil tersenyum Sang Kakek menjawab, “Semulya-mulya amal adalah yang didasari ke-ikhlasan. Amal tanpa ikhlas ibarat debu di atas batu, yang akhirnya hilang disapu hujan. Sang pengamal hanya dapat capek saja. Mungkin saat itu manusia menghargai dia karena kelihatannya taat dan rajin jamaah di masjid. Tapi itu semua tidak ada artinya dimata Allah. Allah tidak menilai sibuknya gerakan tubuh, tapi Allah menilai ikhlasnya hati. Yaitu ibadah yang hanya ditujukan pada-Nya”.
“Apa maksud Kakek yang tidak jamaah di Subuh ini berarti ketika Sholat Ied dia tidak ikhlas karena Allah?
“Bukan totally tidak ikhlas. Tapi mungkin daya dorong jamaahnya yang kurang kuat. Kadang orang yang merasa tidak salah, tidak merasa cukup punya alasan untuk minta maaf. Manusia yang berkecukupan, merasa belum perlu untuk meminta/ meng-hamba. Manusia yang sibuk dengan bisnis/kerjaannya, merasa sanggup “berdiri” tanpa bantuan Sang Khaliq. Singkat kata, orang merasa belum perlu ke dokter kalau tidak sakit. Tapi itu memang tidak terjadi pada semua manusia”.

“Manusia yang bagaimana yang tidak termasuk itu semua Kek?”. “Manusia yang selalu berusaha memperbaiki diri dan bersyukur karena Alloh. Bukan yang agar dikenal sebagai orang baik di tengah-tengah manusia. Dengan kasih sayang-Nya, Alloh memberikan sistem “auto pilot” pada manusia”
“Apa maksud Kakek dengan “auto pilot” itu?” “ Yaitu batasan di kanan kiri, dalam perjalanan ke arah pangkuan-Nya. Pada hakikatnya, semua perjalanan manusia adalah untuk menuju ke pangkuan kasih sayang-Nya. Siapapun dia!!!”
“Apa yang Kakek maksud dengan “batasan kanan” dan “batasan kiri” itu?” “Ini hanya istilah saya saja. Manusia yang taat pada-Nya, pada hakikatnya dia telah berjalan kearah perjalanan yang benar menuju-Nya. Tapi kadang ketaatan ini membuatnya bangga diri dan mencela mereka yang sesat. Lambat laun keihlasannya tercemari dengan virus “riya”, yang pada akhirnya tujuan ibadahnya lebih untuk “pemutihan” dimata manusia. Tentu saja Alloh sama sekali tidak menerima ibadah jenis ini. Lalu dengan kasih sayang-Nya, dibelokkanlah manuver hidupnya ke arah kiri.

Titik “trigger” inilah yang merupakan “batasan kanan”. Singkat kata, “batasan kanan” adalah sifat riya”.
“Apakah ini berarti bahwa “batasan kiri” adalah musibah yang diakibatkan kemaksiatan?”
“Benar!!!”, jawab Sang Kakek sambil tersenyum. “Apa Kakek dulu pernah mendalami agama?” “Tidak, kakek belajar agama hanya sebatas belajar sholat, ngaji dan selebihnya cuma dari kutbah Jumat. Ketika kakek pensiun, kakek bingung bagaimana cara cepat bertaubat. Dosa banyak tapi sisa umur tinggal sedikit. Makanya cara cepat yang bisa kakek tempuh hanyalah dengan cara meng-ikhlas-kan semua ibadah karena-Nya. Ikhlas dan istiqomah adalah kata kuncinya”. Alkhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukanku dengan Kakek tua, dan atas hikmah besar yang kudapat hari ini.

Dari: Sugito – Batam. Email: sugito@unisemgroup.com

Readmore »»

Senin, 07 Juli 2008

Yaa Allah Berkahilah Kami di Bulan Rajab

Oleh: Ulis Tofa, Lc

dakwatuna.com - Tiga hari yang lalu, Jum’at 4 Juli 2008, tepat tanggal 1 Rajab 1429 H. Bulan Rajab adalah salah satu dari Empat Bulan Haram atau yang dimuliakan Allah swt. (Bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” At Taubah: 36

Fenomena pergantian bulan di mata muslim adalah salah satu sarana untuk mengingat kekuasaan Allah swt dan dalam rangka untuk mengambil ibrah dalam kehidupan juga sebagai sarana ibadah.
Karena itu, pergantian bulan dalam bulan-bulan Hijrah kita disunnahkan untuk berdo’a, terutama ketika melihat hilal atau bulan pada malam harinya. Do’a yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah saw. adalah:
اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
“Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan.” (HR. Turmudzi)

Shaum di Bulan Rajab
Shaum dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya hukumnya sunnah.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah aw. Bersabda:
“Puasalah pada bulan-bulan haram (mulya).” Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.
Rasulullah saw. juga bersabda:
“Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan”.Ibnu Hajar, dalam kitabnya “Tabyinun Ujb”, menegaskan bahwa tidak ada hadits, baik sahih, hasan, maupun dha’if yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab.
Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang mengkhususkan bulan Rajab dengan berpuasa.

Ditulis oleh Imam Asy Syaukani dalam Kitabnya, Nailul Authar, menerangkan bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur As Sam’ani yang mengatakan bahwa tidak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus.
Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.
Namun demikian, sesuai pendapat Imam Asy Syaukani, bila semua hadits yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat untuk dijadikan landasan, maka hadits-hadits yang umum, seperti yang disebut di atas, itu cukup menjadi hujah atau landasan.

Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.
Do’a Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan starting awal untuk menghadapi Bulan Suci Ramadhan. Subhanallah, Rasulullah saw. menyiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan selama dua bulan berturut sebelumnya, yaitu bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Dengan berdoa dan memperbanyak amal shalih.

Do’a keberkahan di bulan Rajab. Bila memasuki bulan Rajab, Nabi saw. mengucapkan, “Allaahumma Baarik Lana Fii Rajaba Wa Sya’baana, Wa Ballighna Ramadhaana. “Ya Allah, berilah keberkahan pada kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.”
Hadits di atas disebutkan dalam banyak keterangan, seperti dikeluarkan oleh Abdullah bin Ahmad di dalam kitab Zawaa’id al-Musnad (2346). Al-Bazzar di dalam Musnadnya -sebagaimana disebutkan dalam kitab Kasyf al-Astaar- (616). Ibnu As-Sunny di dalam ‘Amal al-Yawm Wa al-Lailah (658). Ath-Thabarany di dalam (al-Mu’jam) al-Awsath (3939). Kitab ad-Du’a’ (911). Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah (VI:269). Al-Baihaqy di dalam Syu’ab (al-Iman) (3534). Kitab Fadhaa’il al-Awqaat (14). Al-Khathib al-Baghdady di dalam al-Muwadhdhih (II:473).

Memperbanyak amal shaleh, seperti shaum sunnah, terutama di bulan Sya’ban. Diriwayat oleh Imam al-Nasa’i dan Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah berkata pada Nabi saw.
“Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa.” Allahu a’lam

Readmore »»

Jadwal MMQ & Kegiatan Masjid DT Jakarta Juli 2008


--> for detail klik gambar <--

Readmore »»

Rabu, 02 Juli 2008

Sensitif Terhadap Waktu

Oleh: Abdullah Gymnastiar

Menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan yang memengaruhi jiwa (Ibnu Atha'ilah).

Sesungguhnya waktu akan menghakimi orang yang menggunakannya. Saat kita menyia-nyiakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang sia-sia. Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia tidak berharga. Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu.

Allah SWT menegaskan bahwa orang rugi itu bukan orang yang kehilangan uang, jabatan atau penghargaan. Orang rugi itu adalah orang yang membuang-buang kesempatan untuk beriman, beramal dan saling nasihat-menasihati (QS Al Asher [103]: 1-3).

Menunda amal Ciri pertama orang merugi adalah gemar menunda-nunda berbuat kebaikan. Ibnu Athailah menyebutnya sebagai tanda kebodohan, "Menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan yang memengaruhi jiwa.

Mengapa orang suka menunda-nunda?
Pertama, ia tertipu oleh dunia. Ia merasa ada hal lain yang jauh berharga dari yang semestinya dilakukan. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Demikian firman Allah dalam QS Al A'laa [87] ayat 16-17.
Kedua, tertipu oleh kemalasan. Malas itu penyakit yang sangat berbahaya. Orang malas tidak akan pernah meraih kemuliaan di dunia dan akhirat. Tidak ada obat paling manjur mengobati kemalasan, selain mendobraknya dengan beramal.
Ketiga, lemah niat dan tekad, sehingga tidak bersungguh-sungguh dalam beramal. Salah satunya dengan terus menunda. Seorang pujangga bersyair, Janganlah menunda sampai besok, apa yang dapat engkau kerjakan hari ini. Juga, Waktu itu sangat berharga, maka jangan engkau habiskan kecuali untuk sesuatu yang tidak berharga.

Tidak sensitif terhadap waktu
Ciri kedua, tidak sensitif terhadap waktu. Islam memerintahkan kita untuk sensitif terhadap waktu. Dalam sehari semalam tak kurang lima kali kita diwajibkan shalat. Sehari semalam, lima kali Allah SWT mengingatkan kita akan waktu. Shalat pun akan bertambah keutamaannya bila dilakukan di masjid, berjamaah dan tepat waktu. Karena itu, orang-orang yang mendirikan shalat, pasti memiliki manajemen waktu yang baik.

Sesungguhnya, kita hanya akan perhatian terhadap sesuatu yang kita anggap penting. Demikian pula dengan waktu. Jika kita menganggap waktu sebagai modal terpenting, maka kita akan sangat sensitif dan perhatian terhadapnya. Kita tidak akan rela sedetik pun waktu berlalu sia-sia. Orang yang perhatian terhadap waktu terlihat dari intensitasnya melihat jam. Ia sangat sering melihat jam. Ia begitu perhitungan, sehingga kerjanya efektif dan cenderung berprestasi. Penelitian menunjukkan semakin seseorang perhatian dengan waktu, semakin berarti dan efektif hidupnya. Ia pun lebih berpeluang meraih kesuksesan.

Orang sukses itu tidak sekadar punya kecepatan, namun ia punya percepatan. Kecepatan itu bersifat konstan atau tetap, sedangkan percepatan itu menunjukkan perubahan persatuan waktu. Artinya, orang sukses itu senantiasa melakukan perbaikan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah SAW bahwa orang beruntung itu hari ini selalu lebih baik dari kemarin. Lain halnya dengan orang konstan; hari ini sama dengan kemarin. Rasul menyebutnya orang rugi. Sedangkan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin disebut orang celaka. Saudaraku, orang yang memiliki percepatan, hubungan antara prestasi dengan waktu hidupnya menunjukkan kurva L. Dalam waktu yang minimal, ia mendapatkan prestasi maksimal. Itulah Rasulullah SAW. Walau usianya hanya 63 tahun, namun beliau memiliki prestasi yang abadi.

Demikian pula para sahabat dan orang-orang besar lainnya. Semuanya berawal dari adanya sensitivitas terhadap waktu.

Sumber: republika.co.id
<http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=293509&kat_id=105&kat_id1=232&kat_id2=234>

Readmore »»

Rabu, 11 Juni 2008

Wudhu Batin

sumber : harian Republika

Tersebutlah seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf. Ia terkenal wara', tangguh dalam ibadah dan sangat khusyuk shalatnya. Namun dia selalu khawatir kalau ibadahnya tidak diterima Allah.
Suatu hari Isam menghadiri pengajian seorang sufi terkenal bernama Hatim Al Asham. Isam bertanya, Wahai Aba Abdurrahman (panggilan Hatim), bagaimanakah cara Anda shalat?
Apabila masuk waktu shalat, saya berwudhu secara lahir dan batin," jawab Hatim. Bagaimana wudhu batin itu? tanya Isam kembali.

Wudhu lahir adalah membasuh semua anggota wudhu dengan air. Sedangkan wudhu batin adalah membasuh anggota badan dengan tujuh perkara. Yaitu, dengan tobat, menyesali dosa, membersihkan diri dari cinta dunia, tidak mencari dan mengharapkan pujian dari manusia, meninggalkan sifat bermegah-megahan, menjauhi khianat dan menipu, serta meninggalkan
dengki,papar Hatim.

Ia melanjutkan, Setelah itu aku pergi ke masjid, kuhadapkan muka dan hatiku ke arah kiblat. Aku berdiri dengan penuh rasa malu. Aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku. Aku bayangkan pula
seolah-olah aku berdiri di atas titian Shirathal Mustaqiim dan aku menganggap shalatku ini adalah shalat terakhir bagiku. Kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik. Setiap bacaan dan doa dalam shalat berusaha aku pahami maknanya. Aku pun rukuk dan sujud dengan
mengecilkan diri sekecil-kecilnya di hadapan Allah. Aku bertasyahud (tahiyyat) dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Seperti itulah shalat yang aku lakukan dalam 30 tahun terakhir.

Mendengar paparan tersebut, Isam bin Yusuf tertunduk lesu dan menangis tersedu-sedu membayangkan ibadahnya yang tak seberapa bila dibandingkan Hatim Al Asham.

Wudhu dan penghapusan dosa Jangan sepelekan wudhu. Inilah pesan tersirat yang disampaikan Hatim Al Asham. Mengapa? Shalat dan wudhu adalah satu kesatuan, bagaikan dua sisi mata uang. Tidak akan berkualitas shalat seseorang bila wudhunya tidak berkualitas. Pun tidak akan diterima shalat bila tidak diawali wudhu. Melalaikan wudhu sama artinya dengan melalaikan shalat. Wudhu adalah prosesi ibadah yang dipersiapkan untuk mensucikan diri agar mampu melakukan komunikasi Dzat Yang Mahasuci.

Karena itu, menyempurnakan wudhu adalah sebuah keutamaan sekaligus keharusan. Saat seseorang berwudhu kemudian membaguskan wudhunya dan mengerjakan shalat dua rakaat, di mana ia tidak berbicara dengan dirinya dalam berwudhu dan shalatnya tentang hal duniawi, niscaya keluarlah ia dari segala dosanya, seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya. Demikian sabda Rasulullah SAW dari Utsman bin Affan (HR Bukhari Muslim).

Kata "membaguskan wudhu" dalam hadis ini jangan sekadar dipahami membasuh anggota-anggota badan tertentu secara merata. Namun ada yang lebih penting, yaitu membasuh, membersihkan dan mensucikan organ-organ batin dari keburukan dan dosa sambil terus berzikir kepada Allah. Inilah yang dikatakan wudhu batiniah. Wudhu yang akan membuat shalat kita ada ruh-nya.

Tampaknya hadis ini memiliki korelasi kuat dengan hadis yang disampaikan Utsman bin Affan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, Bila seorang Muslim berwudhu, ketika membasuh muka, maka keluar dari wajahnya dosa-dosa yang pernah dilakukan matanya bersama tetesan air
yang terakhir. Ketika membasuh kedua tangannya, maka keluarlah setiap dosa yang pernah dilakukan tangannya bersama tetesan air yang terakhir. Ketika membasuh kakinya, maka keluarlah dosa yang dijalani oleh kakinya bersama tetesan air yang terakhir, sampai ia bersih dari
semua dosa. (HR Muslim).

Pengampunan dosa ini akan sulit terwujud dalam wudhu, andai hati lalai dari mengingat Allah. Rasulullah SAW menegaskan, Barangsiapa mengingat Allah ketika wudhu, niscaya Allah sucikan tubuhnya secara keseluruhan. Dan barangsiapa tidak mengingat Allah, niscaya tidak disucikan oleh Allah dari tubuhnya selain yang terkena air saja. (HR Abdul Razaq Filjam Ishaghir).

Sebenarnya, kata kunci untuk mensinkronkan wudhu lahir dan wudhu batin adalah kesadaran atau niat yang tulus. Kita sadar apa yang sedang kita lakukan. Sadar bahwa wudhu adalah prosesi pembersihan diri. Sadar bahwa wudhu adalah sarana untuk taqarrub ilallah. Sadar bahwa setiap basuhan air wudhu akan menggugurkan dosa-dosa. Intinya kita sadar akan hakikat dan keutamaan wudhu serta memahami tatacaranya seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Adanya kesadaran akan melahirkan ketersambungan hati dengan Allah SWT. Saat berkumur-kumur misalnya, sadari dan niatkan bahwa air yang masuk ke mulut bukan sekadar membersihkan kotoran lahir, tapi juga dosa-dosa yang pernah terucap lewat lisan. Demikian pula saat mencuci telapak tangan, membersihkan lubang hidung, membasuh muka, membasuh tangan sampai siku, dsb. Niatkan sebagai sarana pembersihan dosa yang ada pada bagian-bagian tubuh tersebut.

Wudhu sebelum tidur Aktivitas wudhu, sebetulnya tidak terbatas hanya ketika akan shalat.
Setiap saat memiliki wudhu adalah sebuah keutamaan. Sebab dengan selalu menjaga wudhu, seseorang akan lebih terjaga perilaku serta kesehatan fisik dan jiwanya. Salah satunya menjelang tidur. Dari Al Bara' bin 'Azid, Rasulullah SAW bersabda, Kapan pun engkau hendak
tidur berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana engkau hendak mengerjakan shalat, erbaringlah dengan menghadap ke arah kanan dan berdoalah (HR Bukhari). Hikmahnya, mengawali tidur dengan wudhu dan berzikir akan membuat tidur kita bernilai ibadah dan dicatat sebagai
aktivitas dzikir.

Seorang ahli kesehatan mengungkapkan, bila sebelum tidur kita berwudhu dan meminum sepertiga gelas air putih, maka akan terjadi proses grounding dan netralisasi muatan negatif dalam tubuh. Hasilnya kita akan tidur tenang dalam pelukan cinta dan rahmat Allah. Bila kita
berzikir dan memuji Allah sebelum tidur, maka memori kita yang terdalam akan merekam dengan baik ikrar cinta kita kepada Allah SWT.

Wudhu menjelang tidur, akan mendekatkan seseorang kepada surga. Rasul pernah memvonis seseorang sebagai ahli surga. Para sahabat penasaran. Apa gerangan yang membuat orang tersebut dimuliakan sedemikian rupa. Setelah diselidiki, ternyata sebelum tidur ia selalu berwudhu. Ia bersihkan anggota badannya dari najis. Dan sebelum mata terpejam, ia
bersihkan hatinya dari iri, dengki, dendam, serta kebencian. Ia lupakan pula keburukan orang lain kepadanya, sehingga hatinya benar-benar lapang.

Demikianlah, bagi seorang Mukmin, wudhu adalah pembersih di dunia dan
perhiasan indah pada Hari Kiamat (HR Muslim). Wallaahu a'lam.***

Readmore »»